ekspansi
Temasek
Masuk, MPPA Leluasa Lakukan Ekspansi
Oleh Adinda Ade Mustami - Senin, 08 Juli 2013 | 07:30 WIB
Prima Tbk ditengarai akan lebih
leluasa melakukan ekspansi setelah BUMN investasi asal Singapura, Temasek
Holdings, masuk sebagai pemegang saham. Emiten berkode saham MPPA ini berniat
membuka lebih banyak gerai pada 2014 mendatang.
Fernando Repi, Corporate Communication Manager Matahari Putra
Prima mengatakan, masuknya Temasek belum akan berpengaruh terhadap kebijakan
operasional perusahaan. Namun, secara manajerial, akan ada perubahan. Utusan
Temasek, Jeffery Chua Siang Hwee masuk menjabat sebagai komisaris independen.
"Mungkin, pengaruhnya baru terasa tahun depan," ujar Fernando kepada
KONTAN, Minggu (7/7).
Yang jelas, lanjut Fernando, Matahari akan melakukan ekspansi
besar-besaran tahun depan. Perusahaan itu berencana membuka sekitar 22 gerai
hingga 23 gerai Hypermart. Sementara tahun ini, anak usaha Grup Lippo tersebut
berencana membuka 20 gerai Hypermart baru.
Belanja online
Hingga semester pertama tahun ini, MPPA telah membuka tiga gerai
Hypermart baru. Ketiga gerai Hypermart itu masing-masing berlokasi di
Palembang, Ambon, dan Bali. Manajemen MPPA tengah mempersiapkan pembukaan
beberapa gerai Hypermart selanjutnya. Gerai-gerai itu berlokasi di Pematang
Siantar Sumatra Utara, Mataram Nusa Tenggara Barat, dan Tegal Jawa Tengah.
"Bulan ini, kami akan buka tiga gerai baru lagi," jelas Fernando.
Selain membuka gerai baru Hypermart, Matahari Putra Prima juga
sedang mempersiapkan strategi bisnis baru. Hypermart akan membuka layanan belanja
online untuk semua produk yang dijual. Selain itu, perusahaan itu juga akan
mengasuransikan untuk setiap produk elektronik yang dijual Hypermart. Namun,
Fernando belum mau menjelaskan detail terkait rencana tersebut.
Sekadar mengingatkan, Temasek dan induk usaha MPPA, PT Multipolar
Tbk (MLPL), menandatangani kesepakatan jual beli saham MPPA. Pada 18 Februari
2013, Anderson Investments, anak usaha Temasek, menguasai 26,1% saham MPPA dari
pasar sekunder pada harga Rp 2.050 per saham. Total nilai transaksinya US$ 300
juta atau sekitar Rp 2,9 triliun.
Pola
transaksinya Anderson Investments membeli Equity Linked Instrument senilai US$
300 juta yang dikeluarkan oleh Prime Star Investment Pte Ltd, anak usaha MLPL.
Equity linked inilah selanjutnya ditukar guling dengan 26,1% saham MPPA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar