SAHAM
RITEL JELANG LEBARAN
Koleksi saham sektor ritel untung apa buntung?
Oleh
- Rabu, 17 Juli 2013 | 17:54 WIB
JAKARTA.
Kinerja saham sektor ritel terutama yang memiliki market cap besar ternyata
mampu melampaui kinerja IHSG. Setidaknya itu terjadi awal tahun lalu, sampai
dengan 20 Mei 2013. Setelah itu, kinerja saham sektor ritel mulai melemah
seiring pelemahan IHSG.
Reza Priyambada, analis dari Trust Securities
bilang, sebelum 20 Mei 2013, kinerja IHSG memberikan return 20,81% sedangkan
sektor saham ritel bermarket cap besar mampu cetak return diatasnya, rata-rata
72,65%.
Contohnya adalah, Matahari Department Store
Tbk (LPPF) dengan return 416,67%, Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) 62,61%, Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) 39,85%), Ramayana Lestari Sentosa (RALS) 25,41%, Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) 14,29% dan banyak lagi.
Namun memasuki 20 Mei 2013, kondisi IHSG
mulai melemah atau turun 11,11% akibat aksi jual yang terjadi hingga 15 Juli
2013. Selama Mei hingga pertengahan Juli ini, hanya ada dua emiten ritel yang
mampu bertahan, yaitu MPPA dengan
return 22,99% dan AMRT 5%.
Sementara itu, saham ritel lainnya yang alami
pelemahan dalam, seperti MAPIturun 24,73%, ACES turun 18,68%, HERO turun
18,01%, RALS turun 16,34% dan juga LPPF -15,77%.
"Selain karena kondisi pasar yang
terimbas pelemahan pasar saham luar negeri, juga dipicu sentimen internal yang
kurang kondusif antara lain kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang memicu
inflasi yang berimbas menurunkan daya beli masyarakat," kata Reza, Rabu
(17/7).
Untuk sementara ini, Reza merekomendasikan
investor mengurangi porsi saham ritel atas pertimbangan sentimen negatif
tersebut. Reza merekomendasikan untuk melakukan trading sell dengan
memanfaatkan apresiasi harga untuk mengurangi posisi.
"Kemungkinan
bisa dipertimbangkan hingga sentimen-sentimen negatif mulai mereda. Apalagi
memasuki musim rilis laporan keuangan yang diharapkan bisa perbaiki laju
saham," ujar Reza.
Sementara itu, Satrio Utomo, analis Universal
Broker Indonesia mengungkapkan, pergerakan saham ritel seperti MPPA dan
juga RALS masih
cukup baik, meski pencapaiannya tak sebaik posisi tertinggi bulan April-Mei
lalu.
Jika dilihat sejak Januari 2013, saham-saham
ritel sempat mengalami kenaikan yang luar biasa. Namun jika dilihat dari level
harga tertinggi pada April-Mei lalu, saat ini koreksi mencapai 10%-20%.
"Menjelang Lebaran, pasar saham ikut market. Terlebih saat ini, pasar
menunggu pernyataan pimpinan The Federal Reserve Ben Bernanke mengenai
kelanjutan stimulus quantitative easing (QE3)," kata Satrio.
Menurut Satrio, sampai akhir tahun saham
sektor ritel tumbuh bagus walaupun ada risiko saat Meski pertumbuhan ekonomi
melambat. Akan tetapi, kata dia, jika investor mendapatkan harga bagus di pasar
saham ritel, maka tak salahnya untuk dikoleksi.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih
bertumpu pada konsumsi dalam negeri. Karena itu, potensi saham ritel masih
bagus," tambah Satrio. Nah, selanjutnya terserah Anda. Ingatlah untuk
selalu bijak dalam berinvestasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar