Senin, 29 Juli 2013

40% Stok Produk Carrefour Berasal Dari UKM

Rista Rama Dhany - detikfinance
Jumat, 19/04/2013 15:35 WIB

Jakarta - Corporate Affairs Director PT Trans Retail Indonesia, Adji Srihandoyo mengungkapkan setelah 4 (empat) bulan diakuisisi penuh, Carrefour terus meningkatkan produk-produk yang berasal dari Usaha Kecil Menengah (UKM).

"Saat ini stok produk-produk di Carrfour 40% berasal dari produk UKM," ujar Adji, di acara Peringatan Hari Konsumen Nasional di "Jumpa Pelanggan" di Store Carrefour Lebak Bulus bersama Dirjen Perdagangan RI, Jumat (19/4/2013).

Dikatakan Adji, namun walau berasal dari UKM Carrefour memastikan produk tersebut tetap segar, aman dan murah bagi konsumen.

"Kami juga tahu kalau konsumen bagi kami penting, untuk menjaga konsumen tidak pindah ke 'sebelah' produk kami harus berkualitas, variasi, nyaman berbelanja seperti di rumah sendiri," ungkapnya.

Empat bulan setelah diakuisisi 100% oleh CT Corp, Carrfour masih membenahi kondisi internal.

"Kita belum menentukan target, ini masih awal, kita masih benahi kondisi internal pasca akuisisi, tapi kami yakin kondisinya akan jauh lebih baik dari sebelumnya," tegasnya.

Carrefour juga meyakini betapa pentingnya konsumen, tanpa pelayanan konsumen yang prima konsumen tidak akan memilih Carrefour.

Adji mengungkapkan Carrefour selalu memprioritaskan pelayanan prima yang berorientasi kepada seluruh konsumen, produk yang berkualitas dengan variasi yang lengkap serta harga yang bersaing.

"Kami harapkan semua kegiatan yang kami lakukan dapat selalu memenuhi harapan konsumen setia kami," ujar Adji.

Kamis, 25 Juli 2013

Produk Ilegal dan Kedaluarsa Ditemukan di Supermarket Manokwari

Kontributor Kompas TV, Budy SetiawanJumat, 19 Juli 2013 | 18:53 WIB

MANOKWARI,  KOMPAS.com — Inspeksi mendadak yang dilakukan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kabupaten Manokwari, Papua Barat, menemukan sejumlah barang ilegal dan kedaluarsa dijual di beberapa supermarket, Jumat (19/7/2013).

Di salah satu supermarket di Jalan Merdeka ditemukan ratusan barang, yang kebanyakan merupakan produk impor, tidak berlabel izin dari Departemen Kesehatan RI. Barang-barang tersebut termasuk kue, jamur, dan kosmetik.

Sejumlah barang kedaluarsa juga ditemukan dalam sidak tersebut. Barang-barang hasil temuan itu akan dimusnahkan dengan disaksikan langsung oleh pemilik Supermarket.

Kepala Seksi Pemeriksaan BPOM Manokwari, Lukas Doso Nugroho, mengatakan, makanan tanpa label Departemen Kesehatan Republik Indonesia, diduga telah lama diperjualbelikan. Namun karena kurangnya pengawasan, pengelola supermarket tanpa ragu-ragu tetap menjualnya.

“Ini masih sebatas peringatan bagi mereka, nantinya kalau kedapatan lagi, mereka pemilik supermarket akan diberikan sanksi tegas,” kata Lukas, saat ditemui Kompas.com.

Sidak akan terus dilakukan oleh tim gabungan ke beberapa pusat perbelanjaan lainnya di kota Manokwari. BPOM mengimbau semua pengelola pusat perbelanjaan untuk tidak menjual lagi makanan tak berizin ataupun yang sudah kedaluarsa karena akan membahayakan konsumen.
Editor : Kistyarini

Jelang Hari Raya: BPOM Masih Temukan Pangan dengan Zat Berbahaya

Rosmha Widiyani | Rabu, 24 Juli 2013 | 17:56 WIB


JAKARTA, KOMPAS. com- Meski sudah berulang kali dilakukan inspeksi mendadak (sidak) namun BPOM masih saja menemukan bahan pangan mengandung bahan berbahaya. Melalui pemeriksaan lab keliling BPOM diketahui pangan tersebut mengandung formalin dan rhodamin B.

Bahan pangan mengandung zat berbahaya ini ditemukan di dua ritel internasional di kawasan Gajah Mada, Jakarta Pusat.

"Toko ritel sekalipun tidak menjamin keamanan pangan. Kehati-hatian masyarakat tetap diperlukan," kata Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM, Roy Sparingga pada Rabu (24/7).

Di lokasi inspeksi pertama BPOM mengambil 6 sampel manisan dan menemukan satu produk dengan dengan Rhodamin B yang merupakan pewarna tekstil. Pangan ini adalah manisan pala dengan warna merah menyala.

Inspeksi juga menemukan 5 produk makanan ringan dengan label yang tidak memenuhi ketentuan karena berbahasa China. "Produk ini tidak kadaluwarsa dan sah, namun labelnya tidak memenuhi syarat karena tidak dimengerti semua orang Indonesia," kata Direktur inspeksi dan sertifikasi (insert) pangan BPOM suratmono.

Selain memakai bahasa Indonesia, label seharusnya memuat nama produk pangan. Bila pangan dibuat di luar negeri, label harus memuat nama importir. Selain itu juga harus memuat tanggal kadaluwarsa dan kandungan nutrisi pangan.

Sementara itu di lokasi kedua ditemukan bahan pangan dengan rhodamin B dan formalin. Dari 18 sampel, zat berbahaya ini ditemukan pada 4 jenis pangan dan biskuit kalengan yang kadaluwarsa.  Temuan lain adalah 1 paket manisan berlabel dalam bahasa China, dan 2 bahan pangan olahan dengan kemasan rusak

"Temuan ini tentu akan kita tindak lanjuti. Kita akan bertanya dulu kepada retailer dari mana bahan tersebut didapat," kata Roy.

Selanjutnya bila terbukti bersalah produsen atau pemasok akan dikenai sanksi, baik administratif maupun pidana.

Roy menyarankan masyarakat untuk waspada saat berbelanja. "Belanja dimana saja perhatikan label produk. Setelah itu nomor registrasinya," kata Roy.

Nomor registrasi menjamin produk tersebut sudah melewati pengawasan BPOM, sehingga aman dikonsumsi. Untuk pangan yang diolah dalam negeri diawali dengan huruf MD, yang diikuti 12 digit nomor pendaftaran. Sedangkan bahan pangan yang diolah di luar negeri diawali huruf ML, yang diikuti 12 digit angka.

Editor : Lusia Kus Anna

Prospek Bisnis Ritel Perlengkapan Biarawan, Cerah!

Hilda B Alexander | Selasa, 23 Juli 2013 | 17:06 WIB
Sakol membangun hipermarket "Monk Supply" karena potensinya luar biasa dengan "captive market" besar


BANGKOK, KOMPAS.com - Kita mengenal konsep toko serba ada (toserba) skala besar dengan istilah hipermarket, untuk ukuran lebih kecil bernama super market, sementara mini market untuk toko super mungil.

Toserba tersebut menyediakan segala macam kebutuhan rumah tangga. Mulai dari sembilan bahan pokok, hingga pakaian, hobi, furnitur dan lain-lain. Nah, apa jadinya jika hipermarket khusus menjual perlengkapan dan kebutuhan untuk para biarawan? Yang pasti unik dan menarik.

Adalah Sakol Sangmalee yang membangun hipermarket khusus para biarawan "Monk Supply" bernama Hang Sangkapan dengan modal 50 juta baht (Rp 15,9 miliar). Ia menjual jubah safron, lilin, patung Buddha, CD buku dan barang-barang lain yang dibutuhkan biarawan.

Sakol tak sekadar berbisnis toserba. Ia sudah memperhitungkannya dengan seksama. Selama ini, kebutuhan para biarawan dipasok oleh toko-toko tradisional dengan varian barang seadanya. Lagi pula toko semacam ini tak dilengkapi pengatur udara, lahan parkir, dan layanan lainnya.

Sementara Hang Sangkapan justru mengadopsi konsep hipermarket modern seperti Carrefour, Makro, Lotus dan semacamnya. Sakol bahkan merancang Hang Sangkapan senyaman mungkin dengan desain yang menarik, lengkap dengan layanan antar jemput dan parkir valet. Oleh karenanya, ia mendedikasikan luas lahan Hang Sangkapan untuk tempat parkir pengunjungnya.

Thailand merupakan negara dengan potensi pasar yang luar biasa. Captive market Hang Sangkapan begitu besar karena dari 65,9 juta jiwa penduduknya, mayoritas atau hampir seluruhnya yakni 61,5 juta di antaranya merupakan umat Buddha.

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Thailand, tradisi Theravada masih berlaku. Sebagian besar lelaki Thailand diharuskan menanggalkan baju modernnya dengan jubah safron dan belajar disiplin serta meditasi Budda. Setelah mengikuti tradisi ini, sebagian besar kembali kepada kehidupan modern, sebagian lainnya justru menetap di biara.

Menurut Kantor Buddhisme Nasional, Thailand saat ini memiliki hampir 300.000 bhikku dan lebih dari 60.000 biksu hingga akhir 2012. Jumlah ini jelas merupakan "pasar pasti" bagi Sakol untuk lebih meningkatkan pelayanan pada tokonya.

Hang menjual jubah safron seharga 1.000 baht (Rp 318.752) untuk jenis kain sintetis dan ribuan baht untuk jubah satin bagi para biarawan yang memiliki anggaran belanja lebih banyak.

Sakol menargetkan pendapatan Hang tumbuh 30 hingga 40 persen per tahunnya. Angka ini sebenarnya cukup konservatif mengingat toko-toko tradisional tidak menyediakan layanan selengkap dan serupa Hang. Akan tetapi, 40 persen cukup menggambarkan bahwa bisnis toserba khusus "Monk Supply" begitu prospektif.

Sebuah studi yang dilakukan Kasikorn Research Center dari institusi perbankan setempat menunjukkan bahwa perputaran uang di bisnis pemasok perlengkapan biarawan sekitar 10 miliar baht atau senilai Rp 3,1 triliun.

Sumber :

Toko Swalayan dan Mini Market Wajib Jual Produk UMKM

Slamet Priyatin , Kamis, 25 Juli 2013 | 13:12 WIB
KENDAL, KOMPAS.com - Bupati Kendal Widya Kandi Susanti mengharuskan toko swalayan dan mini market yang ada di wilayah kerjanya untuk menjual produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari Kendal.


Widya memerintahkan Dinas Perdagangan agar setiap tiga bulan sekali mengecek toko swalayan dan mini market yang ada, terkait kebijakan ini. Bila ternyata belum, maka mereka akan diberi peringatan.

Bila tiga kali mendapat peringatan ternyata belum juga menjual produk UMKM, toko swalayan tersebut akan ditutup. “Ini penting. Supaya produk UMKM Kendal bisa terjual,” kata Widya Kandi Susanti, Kamis (25/7/2013).

Selain itu, Widya pun mengungkapkan, saat ini banyak swalayan bermasalah, karena berdiri tanpa ada izin. Untuk itu, Widya juga menganjurkan Badan Perizinan dan Penanaman Modal Kendal, untuk melakukan pendataan.

“Jangan sampai keberadaan mini market malah menyusahkan masyarakat, terutama pedagang kecil,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi B DPRD Kendal, Kartiko Nursapto mengakui, mini market yang berdiri di Kendal jumlahnya semakin banyak. Kartiko khawatir, keberadaan minimarket itu, bisa mematikan pedagang kecil.

“Banyak masyarakat yang menolak keberadaan mini market. Sebab akan mematikan pedagang kecil,” kata Kartiko.

Kartiko lantas meminta kepada pemerintah daerah, supaya membatasi berdirinya mini market.
Editor : Glori K. Wadrianto

Electronic City Targetkan Pendapatan Rp2,1 T

JAKARTA - PT Electronic City Indonesia menargetkan pertumbuhan pendapatan sebanyak 50 persen atau menjadi Rp2,1 triliun pada tahun ini bila dibandingkan pendapatan perseroan di tahun lalu sebesar Rp1,43 triliun.

Direktur Utama Electronic City Ingrid Pribadi mengatakan, adapun target yang diperoleh perseroan melalui penjualan elektronik dan rencana perseroan untuk ekspansi hingga akhir tahun, melalui penambahan 30 toko barunya.

"Tahun ini kita banyak ekspansi, kami optimistis. Yang salah satunya, perseroan berencana membangun 30 toko baru untuk tahun ini," ujar Ingrid Pribadi, usai press conference di Hotel Hyatt, Jakarta, Rabu (5/6/2013).

Sementara itu, lanjut Ingrid, dengan penambahan sejumlah toko baru tersebut. Lanjut ia, pihaknya optimistis akan pertumbuhan penjualan yang mencapai lebih dari 50 persen.

"Adanya pertumbuhan penjualan 50 persen kita harap bisa meraih pertumbuhan net income pada level sembilan hingga 10 persen bila dibandingkan pencapaian tahun lalu," tutup dia. (wdi)
Rabu, 05 Juni 2013 16:38 wib
Rezkiana Nisaputra - Okezone

Konsep Bisnis Ala Electronic City

Ingrid Pribadi

Barang elektronik tak lagi bisa disebut barang mewah. Barang ini sepertinya sudah wajib dipunyai oleh masyarakat di Tanah Air, mulai dari peralatan elektronik rumah tangga hingga perangkat mobile, seperti ponsel. Makanya, tak heran, semakin banyak toko yang khusus menjual barang-barang elektronik menyambangi mal atau pusat perbelanjaan di kota-kota besar. Ada yang seperti itu, ada pula yang berdiri sendiri di luar pusat perbelanjaan.
PT Electronic City Indonesia Tbk adalah salah satu pemain di penjualan barang elektronik. Perusahaan yang berdiri pada tahun 2001 itu mengklaim dirinya sebagai pelopor dalam ritel modern elektronik di Indonesia. Nama tokonya sama dengan nama perusahaan, yakni Electronic City. Salah satu tokonya terletak di kawasan SCBD, Jakarta.
 “Idenya adalah karena pada saat itu tidak ada toko elektronik modern. Di mana kita dulu kan kalau belanja harus pergi ke Glodok (Jakarta). Terus harga harus ditawar, produk yang ditawarkan jugalimited. Jadi, karena saya pernah belanja di luar negeri, di mana barang bisa dibeli dengan convenience shoppingone price policy, jadi saya rasa ini desain konsep bisa jalan, kalau kita punya lokasi yang tepat. Itu awalnya (Electronic City berdiri),” terang Ingrid Pribadi, Presiden Direktur dan CEO PT Electronic City Indonesia Tbk, sekaligus Electronic City Founder, di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Menangani bisnis elektronik tak dipandang sebagai suatu beban yang berat oleh Ingrid. Sekalipun latar belakang pendidikannya berbeda dengan bisnis yang ditanganinya sekarang. “Saya dulu major finance. Tapi saya dulu pernah kerja di Nestle, sebagai marketing.” Setelah itu, ia mengaku, berkarier sebagai wirausahawan dengan berbagai macam usaha.
Ketika ditanya apakah tidak sulit menangani bisnis barang elektronik, ia pun menjawab, “Semua bisnis sebetulnya sama saja. Asal tamu itu suka dan kita itu menjiwai.”
Lantas seperti apa cara Electronic City berbisnis? Ingrid mengatakan, toko ini mempunyai konsep yakni convenience shopping. “Di mana harga itu kami kasih servis yang bernilai tambah, misalnya adahome deliverytrade-in (tukar tambah). Itu hal-hal yang kami tonjolkan,” ujarnya. Ada pula skema pembayaran cicilan tanpa bunga bagi pemegang kartu kredit.
“Nol persen kredit yang kami keluarkan. Trade-in , home delivery berapa radius kami yang keluarkan. Jadi, yang saya mau kasih adalah value added service, di mana orang sekarang nggak mau pusing, misalnya kalau barang rusak bawa kemana nih. Harus tempat yang trustworthy,” tandasnya.
Sebagai informasi, PT Electronic City Indonesia Tbk baru saja mencatatkan nama di papan Bursa Efek Indonesia dengan kode ECII. Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham dengan melepas sekitar 333 juta lembar saham, atau sekitar 25 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Perusahaan kini telah mempunyai 41 toko, yang terdiri dari 25 toko dengan nama Electronic City dan 16 toko dengan nama Electronic City Outlet.
Pada akhir 2012, pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp 1,43 triliun. Dalam tiga tahun, yakni tahun 2010-2012, pertumbuhan pendapatan tercatat CAGR sebesar 32 persen, dan pertumbuhan laba bersih setelah pajak tercatat CAGR 332 persen. Perseroan pun mencatatkan laba bersih sebesar Rp 125 miliar di 2012. (EVA)


Posted on  by Ester Meryana

Hypermart: Kontribusi Omzet Ramadan 30-35 Persen

TEMPO.CORAMADAN 2013KABAR PUASA
RABU, 10 JULI 2013 | 10:30 WIB


TEMPO.CO, Jakarta - Ramadan punya berkah tersendiri bagi bisnis retail. Omzet selama sebulan Ramadan punya kontribusi besar bagi penjualan setahun. "Kontribusi penjualan bisa 30-35 persen dari omzet setahun," kata Corporate Communication Director PT Matahari Putra Prima (Hypermart), Danny Kojongian, kepada Tempo, Selasa malam, 9 Juli 2013. 

Selama bulan puasa, menurut Danny, bahan makanan untuk kebutuhan berbuka atau sahur laris manis. Beberapa yang paling dicari seperti buah-buahan segar, sirup, dan kurma. Dua minggu setelah Ramadan, bertepatan dengan turunnya tunjangan hari raya (THR), biasanya penjualan elektronik ikut menanjak. 

"Ada sedikit perubahan dibanding 4-5 tahun lalu. Dulu, banyak makanan dibawa pulang mudik, dalam dua tahun terakhir masih tetap besar,” katanya. Namun, menurut dia, sekarang ada tendensi membeli elektronik, smartphone dan handphone, bukan yang terlalu mahal, untuk dikasih ke keluarga. Penjualan pulsa juga jadi meningkat. Elektronik lainnya yang banyak dicari sebagai kado pada hari raya adalah televisi layar datar dan DVD player.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Danny mengatakan, pihaknya juga akan ikut menggelar acara belanja tengah malam (midnight sale), utamanya menjelang mudik. Meski begitu, kontribusi dari acara ini tak besar. Namun, memberi kesempatan lebih panjang untuk berbelanja. "Biasanya belanja pagi, siang hari, dan malam setelah berbuka, atau kalau ingin menghindari mengantre datang agak malam lagi," katanya.

Ramadan ini, Danny mengatakan, Hypermart akan lebih gencar melakukan promosi. Informasi promo akan dipublikasikan melalui media massa, website, sosial media, pesan BlackBerry, termasuk e-mail, ke pelanggan setia.

Soal daya beli masyarakat pada Ramadan kali ini, apalagi pasca-kenaikan 
harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL), Head of Public Relations Hypermart, Fernando Repi, mengaku optimistis. "Seiring kelas menengah yang membaik, tahun ini diharapkan daya beli tetap bagus," katanya. Meskipun penyesuaian harga di sana-sini kemungkinan akan membuat masyarakat harus menghitung ulang alokasi pengeluarannya, berapa alokasi untuk transportasi mudik dan belanja kebutuhan lainnya.

Omzet diharapkan turut tergenjot dengan kehadiran tiga gerai baru Hypermart yang akan buka pada Ramadan ini, yakni di Siantar, Tegal, dan Mataram, NTB. "Semoga ini bisa memberi kontribusi besar juga," katanya.

MARTHA THERTINA

Hypermart Kedua di Kota Ambon Diresmikan

Kamis, 23 Mei 2013 | 6:55

[AMBON] Hypermart kini hadir lagi di Kota Ambon. Kurang dari dua tahun, di  Ambon sudah ada dua Hypermart.

http://www.suarapembaruan.com/home/hypermart-kedua-di-kota-ambon-diresmikan/35929

Kehadiran Hypermart sangat membantu pertumbuhan ekonomi daerah. Di saat banyak orang melihat Ambon sebaghai daerah rawan konflik, justru Hypermart hadir dan membuktikan kepada Indonesia bahwa Ambon bisa maju. 

“Hypermart juga memberikan kontribusi positif untuk pemerintah daerah. Karena Hypermat selalu ada di saat masyarakat membutuhkan barang berkualitas dengan harga yang terjangkau,” kata Head of Public Relation PT.Matahari Putra Prima, Tbk, Fernando Repi kepada wartawan di Tantui Ambon, Rabu (22/5). 

Menurut rencana, hari ini,  Kamis (23/5), Hypermart kedua yang berlokasi di Maluku  City Mall Kota Ambon, akan diresmikan. Hypermart ini merupakan gerai ke-4 di Indonesia Timur dan gerai ke-83 seluruh Indonesia.

Hypermart dibangun di atas tanah yang luasnya antara 4.000-5.000 m2. Menurut Fernando, ini adalah model atau satu bentuk penetrasi mengantisipasi keterbatasan lokasi. 

Fernando menjelaskan, Hypermart Tantui Ambon tampil dengan penjualan produk buah-buahan lokal cukup banyak.  

Artinya, peluang kerja sama dengan para pedagang,  pengusaha kecil, menengah, dan koperasi, untuk memasok komoditi  lokal sangat besar. 

“Dengan investasi Rp 50 miliar untuk bangunan dan perlengkapan, Hypermart di kawasan Tantui, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon ini  menyerap tenaga kerja antara 200 – 250 orang.  

Kehadiran Hypermart kedua di Tantui Ambon telah menyerap sekitar 70 persen tenaga kerja dari Ambon dan beberapa kabupaten lain di Maluku. 

Kebutuhan tenaga kerja dengan ekspansi Hypermart sangat pesat,” kata Fernando. 

Dia menegaskan, Hypermart selalu melihat peluang perkembangan ekonomi di Indonesia Timur. Hypermart bukan menjadi pesaing bagi dunia usaha dalam membangkitkan perekonomian Kota Ambon, tetapi dorongan untuk bangkit bersama. 

Kehadiran Hypermart akan terus membangkitkan pertumbuhan ekonomi Kota Ambon, guna mengurangi tingkat pengangguran.[156]

Pasar Modren Hypermart Beroperasi di Siantar

KAMIS, 11 JULI 2013 | 22:35:18



SIANTAR (MAHARDIKAnews) : Pasar retail modren Hypermart yang beralamat di Jalan Medan km 5, Kelurahan Pondok Sayur, Kecamatan Siantar Martoba akan diresmikan Walikota Pematangsiantar,Hulman Sitorus, Jumat 12 Juli 2013.

Menurut Public Relation Hypermart, Fernando Repi, pasar retail modren yang beroperasi di Kota Pematangsiantar dengan investasi Rp 50 miliar, merupakan keempat di Sumatera Utara dan kee 16 di wilayah Pulau Sumatera.

“Hypermart yang dikelola oleh PT Matahari Putra Prima memilih Pematangsiantar sebagai tempat investasi, karena perkembangan ekonominya cukup bagus dan merupakan kota terbesar kedua di Sumatera Utara, serta letaknya berdekatan dengan sejumlah kota-kota sedang lainnya seperti Tebing Tinggi, Asahan dan Kabupaten Simalungun, serta merupakan kota lintasan,” ujar Fernando, Kamis 11 Juli 2013

Dia menambahkan, Hypermart Kota Pematangsiantar ini akan memasarkan 40 ribu jenis barang yang menjadi kebutuhan masyarakat, dengan harga yang bersaing. Termasuk menyerap sekitar 300 tenaga kerja dan 70 % diantaranya merupakan putra putri daerah setempat. (R2)

Temasek Masuk, MPPA Leluasa Lakukan Ekspansi


ekspansi
Temasek Masuk, MPPA Leluasa Lakukan Ekspansi
Oleh Adinda Ade Mustami - Senin, 08 Juli 2013 | 07:30 WIB


Prima Tbk ditengarai akan lebih leluasa melakukan ekspansi setelah BUMN investasi asal Singapura, Temasek Holdings, masuk sebagai pemegang saham. Emiten berkode saham MPPA ini berniat membuka lebih banyak gerai pada 2014 mendatang.
Fernando Repi, Corporate Communication Manager Matahari Putra Prima mengatakan, masuknya Temasek belum akan berpengaruh terhadap kebijakan operasional perusahaan. Namun, secara manajerial, akan ada perubahan. Utusan Temasek, Jeffery Chua Siang Hwee masuk menjabat sebagai komisaris independen. "Mungkin, pengaruhnya baru terasa tahun depan," ujar Fernando kepada KONTAN, Minggu (7/7).
Yang jelas, lanjut Fernando, Matahari akan melakukan ekspansi besar-besaran tahun depan. Perusahaan itu berencana membuka sekitar 22 gerai hingga 23 gerai Hypermart. Sementara tahun ini, anak usaha Grup Lippo tersebut berencana membuka 20 gerai Hypermart baru.
Belanja online
Hingga semester pertama tahun ini, MPPA telah membuka tiga gerai Hypermart baru. Ketiga gerai Hypermart itu masing-masing berlokasi di Palembang, Ambon, dan Bali. Manajemen MPPA tengah mempersiapkan pembukaan beberapa gerai Hypermart selanjutnya. Gerai-gerai itu berlokasi di Pematang Siantar Sumatra Utara, Mataram Nusa Tenggara Barat, dan Tegal Jawa Tengah. "Bulan ini, kami akan buka tiga gerai baru lagi," jelas Fernando.
Selain membuka gerai baru Hypermart, Matahari Putra Prima juga sedang mempersiapkan strategi bisnis baru. Hypermart akan membuka layanan belanja online untuk semua produk yang dijual. Selain itu, perusahaan itu juga akan mengasuransikan untuk setiap produk elektronik yang dijual Hypermart. Namun, Fernando belum mau menjelaskan detail terkait rencana tersebut.
Sekadar mengingatkan, Temasek dan induk usaha MPPA, PT Multipolar Tbk (MLPL), menandatangani kesepakatan jual beli saham MPPA. Pada 18 Februari 2013, Anderson Investments, anak usaha Temasek, menguasai 26,1% saham MPPA dari pasar sekunder pada harga Rp 2.050 per saham. Total nilai transaksinya US$ 300 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun.
Pola transaksinya Anderson Investments membeli Equity Linked Instrument senilai US$ 300 juta yang dikeluarkan oleh Prime Star Investment Pte Ltd, anak usaha MLPL. Equity linked inilah selanjutnya ditukar guling dengan 26,1% saham MPPA.

Rabu, 24 Juli 2013

Koleksi saham sektor ritel untung apa buntung?

SAHAM RITEL JELANG LEBARAN
Koleksi saham sektor ritel untung apa buntung?

Oleh - Rabu, 17 Juli 2013 | 17:54 WIB



JAKARTA. Kinerja saham sektor ritel terutama yang memiliki market cap besar ternyata mampu melampaui kinerja IHSG. Setidaknya itu terjadi awal tahun lalu, sampai dengan 20 Mei 2013. Setelah itu, kinerja saham sektor ritel mulai melemah seiring pelemahan IHSG.
Reza Priyambada, analis dari Trust Securities bilang, sebelum 20 Mei 2013, kinerja IHSG memberikan return 20,81% sedangkan sektor saham ritel bermarket cap besar mampu cetak return diatasnya, rata-rata 72,65%.
Contohnya adalah, Matahari Department Store Tbk (LPPF) dengan return 416,67%, Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) 62,61%, Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) 39,85%), Ramayana Lestari Sentosa (RALS) 25,41%, Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) 14,29% dan banyak lagi.
Namun memasuki 20 Mei 2013, kondisi IHSG mulai melemah atau turun 11,11% akibat aksi jual yang terjadi hingga 15 Juli 2013. Selama Mei hingga pertengahan Juli ini, hanya ada dua emiten ritel yang mampu bertahan, yaitu MPPA dengan return 22,99% dan AMRT 5%.
Sementara itu, saham ritel lainnya yang alami pelemahan dalam, seperti MAPIturun 24,73%, ACES   turun 18,68%, HERO turun 18,01%, RALS  turun 16,34% dan juga LPPF -15,77%.
"Selain karena kondisi pasar yang terimbas pelemahan pasar saham luar negeri, juga dipicu sentimen internal yang kurang kondusif antara lain kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang memicu inflasi yang berimbas menurunkan daya beli masyarakat," kata Reza, Rabu (17/7).
Untuk sementara ini, Reza merekomendasikan investor mengurangi porsi saham ritel atas pertimbangan sentimen negatif tersebut. Reza merekomendasikan untuk melakukan trading sell dengan memanfaatkan apresiasi harga untuk mengurangi posisi.
"Kemungkinan bisa dipertimbangkan hingga sentimen-sentimen negatif mulai mereda. Apalagi memasuki musim rilis laporan keuangan yang diharapkan bisa perbaiki laju saham," ujar Reza.
Sementara itu, Satrio Utomo, analis Universal Broker Indonesia mengungkapkan, pergerakan saham ritel seperti MPPA dan juga RALS masih cukup baik, meski pencapaiannya tak sebaik posisi tertinggi bulan April-Mei lalu.
Jika dilihat sejak Januari 2013, saham-saham ritel sempat mengalami kenaikan yang luar biasa. Namun jika dilihat dari level harga tertinggi pada April-Mei lalu, saat ini koreksi mencapai 10%-20%. "Menjelang Lebaran, pasar saham ikut market. Terlebih saat ini, pasar menunggu pernyataan pimpinan The Federal Reserve Ben Bernanke mengenai kelanjutan stimulus quantitative easing (QE3)," kata Satrio.
Menurut Satrio, sampai akhir tahun saham sektor ritel tumbuh bagus walaupun ada risiko saat Meski pertumbuhan ekonomi melambat. Akan tetapi, kata dia, jika investor mendapatkan harga bagus di pasar saham ritel, maka tak salahnya untuk dikoleksi.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bertumpu pada konsumsi dalam negeri. Karena itu, potensi saham ritel masih bagus," tambah Satrio. Nah, selanjutnya terserah Anda. Ingatlah untuk selalu bijak dalam berinvestasi.

Jumat, 05 Juli 2013

Peritel Berebut Bisnis Layanan Berbasis Komisi

Kamis, 4 Juli 2013 11:09 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sejumlah pengusaha ritel tergiur mengembangkan bisnis jasa berbasis komisi (fee based), mulai bisnis penjualan voucer operator selular, pembelian tiket pesawat, hingga remitansi.
Langkah itu juga dilakukan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). Pemilik jaringan minimarket Alfamart bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) untuk melayani jasa remitansi. Perusahaan itu membidik para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri.
AMRT tidak ingin ketinggalan momentum. Pasalnya, puncak lalu lintas uang dari luar negeri masuk ke Indonesia biasanya terjadi selama Ramadan dan Lebaran. "Sementara ini, baru gerai Alfamart milik sendiri yang bisa melayani (jasa) remitansi," ujar Solihin, Direktur Urusan Korporat Sumber Alfaria Trijaya, Rabu (3/7/2013).
Adapun total gerai Alfamart milik sendiri saat ini berjumlah sekitar 5.000 gerai. Sedangkan gerai Alfamart yang berstatus waralaba, serta Alfa Midi dan Lawson yang sudah diakuisisi Alfamart, belum menyediakan layanan ini.
Lebih lanjut, Solihin menjelaskan, lebih dari separuh gerai Alfamartberada di pulau Jawa. Sisanya tersebar di Sejumlah kota di Sumatra, Bali, Lombok, dan Sulawesi. Setelah adanya layanan remitansi ini, perusahaan akan memperbanyak gerai di kota yang menjadi lumbung TKI, seperti Kebumen.
Tiket pesawat
Sayang, Solihin belum mau blak-blakan terkait potensi pendapatan dari komisi yang diperoleh dari layanan ini. Ia hanya bilang, setiap transaksi dikenakan biaya pengiriman Rp 30.000. "Kami hanya berharap pengunjung bertambah 20% dari rata-rata 300 orang-400 orang per gerai per hari," kata Solihin. Peningkatan tersebut sejalan dengan target pertumbuhan remitansi yang dipatok BNI.
Asal tahu saja, sebelum menggandeng BNI untuk melayani remitansi,Alfamart sudah melayani pembelian tiket kereta api, pembayaran listrik dan telepon, serta pembayaran kredit sepeda motor.
Solihin mengklaim, peminat layanan tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun.Mulai tanggal 8 Juli nanti, Alfamart juga akan melayani pembelian tiket pesawat melalui kerjasama dengan Citilink. Solihin mengaku belum menghitung kontribusi pendapatan berbasis komisi terhadap pendapatan perusahaan secara keseluruhan.
Penambahan layanan juga dilakukan oleh PT Modern International Tbk (MDRN) di gerai convenience store 7-Eleven. Saat ini, sekitar 125 gerai 7-Eleven melayani pemesanan taksi Blue Bird, tiket konser, dan tiket pertandingan sepakbola. (Adisti Dini I)


Baru Minimarket Indomaret Yang Pakai Panic Button


Selasa, 14 Mei 2013 00:45 WIB
Laporan Warta Kota, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kepolisian Resort Jakarta Timur melaunching atau meresmikan pengoperasian panic button atau alarm terintegrasi di 38 minimarket di Jakarta Timur, Senin (13/5/2013).
Seperti halnya di wilayah lain, ke 38 minimarket ini semuanya adalah minimarket Indomaret. Sementara minimarket-minimarket lainnya belum mau memasang panic button ini. President Direktur PT Datareka Integrasia, Cecelia Siby, selaku perusahaan penyedia alat dan infrastruktur panic button mengatakan untuk wilayah Jakarta, Depok, Bekasi dan Bogor pihaknya sudah bekerjasama dengan 10 Polres yang ada untuk pemasangan jaringan panic button.
Namun dari semua wilayah itu, baru minimarket Indomaret saja yang sudah mau menggunakannya. Sementara minimarket lainnya atau tempat usaha lainnya masih belum memiliki kesadaran untuk memasang panic button.
Padahal, kata Cecelia, panic button membuat kerja polisi lebih cepat dan diharapkan dapat mengungkap dan menangkap pelaku tindak kejahatan di minimarket itu.
"Kami sudah tawarkan ke minimarket lainnya, serta tempat-tempat usaha lainnya seperti SPBU dan kantor Bank. Namun memang mereka belum mau dan baru Indomaret saja yang mau," kata Cecelia kepada Warta Kota, Senin (13/5/2013) malam.
Cecelia menjelaskan saat ini sudah sekitar 300 minimarket yang semuanya adalah Indomaret yang menggunakan panic button di Jakarta, Bekasi, Depok dan Bogor. "Untuk Jakarta Timur ada 38," kata Cecelia.
Cecelia menjelaskan alat panic button yang mereka rancang diberi nama Secura. Menurut Cecelia pihaknyalah yang membuat, merancang dan menciptakan alat ini untuk membantu aparat kepolisian.
Secura, kata Cecelia bekerja menggunakan modem sinyal GPRS yang terkoneksi dengan server di setiap polres. Dengan begitu, maka alat ini menggunakan provider lewat jaringan kartu seluler.
Karenanya perawatan alat ini sangat mudah yakni hanya mengisi pulsa kartu seluler sebesar Rp 20.000 setiap bulan agar kartu aktif dan selalu hidup.
Saat tombol panic button dipencet, kata Cecelia, maka sinyal sekaligus suara alarm akan sampai di server induk di Polres.
Di server induk yang terpantau di layar monitor akan terlihat melalui peta, titik mana yang memencet panic button sekaligus alamatnya. "Di layar monitor di polres, akan keluar alamat minimarkernya sekaligus dengan peta dimana minimarket itu berada," kata Cecelia.
Dengan terhubung melalui sambungan modem jaringan GPRS, Cecelia tidak menampik adanya kemungkinan gangguan sinyal yang menghambat penggunaan panic button.
Walaupun begitu, kata Cecelia, gangguan akibat sinyal itu sangat kecil. "Perbandingannya satu banding seribu, jika terjadi gangguan sinyal," katanya. Keunggulan alat ini, tambah Cecelia, meskipun listrik padam, alat masih mampu mengirimkan sinyal. Menurut Cecelia, pemasangan alat panic button ini untuk Jakarta, Bekasi, Depok, dan Bogor sudah dilakukan sejak enam bulan lalu sesuai permintaan pelaku usaha.
Public Relation PT Indomarco Prismatama (Indomaret) Nenny Prismatama melalui pesan singkatnya kepada Warta Kota, menyatakan pemasangan panic button di Indomaret adalah merupakan standar pengamanan di Indomaret untuk mencegah aksi tindak kejahatan.
Menurut Nenny, apabila tombol panic button ditekan maka akan berbunyi sehingga diharapkan dapat membatalkan aksi pelaku.


BISNIS Ingin Sembako Murah, Datang ke Sarinah Pasar murah ini dibanjiri beragam produk sembako dari peritel Giant.

Jum'at, 5 Juli 2013, 11:06
Antique, Nina Rahayu


VIVAnews - Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan PT Sarinah, Jumat 5 Juli 2013, menggelar pasar murah. Acara tersebut, diadakan mulai pukul 09.00 hingga pukul 15.00 WIB di halaman parkir Sarinah Thamrin Plaza.

"Acara ini memang diadakan satu hari, tetapi bagi masyarakat yang masih ingin membeli sembako murah, dapat mengunjungi pasar murah yang diadakan di Kemendag mulai 5 Juli hingga 2 Agustus 2013," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Sri Agustina saat membuka acara Pasar Murah di Sarinah Thamrin, Jakarta.

Pasar murah ini dibanjiri beragam produk sembako dari peritel Giant yang menjual dengan harga terjangkau, seperti paket supermi lima bungkus, minyak goreng 1.000 mililiter, gula satu kilogram, tepung terigu merek Segi Tiga Biru satu kilogram seharga Rp40 ribu dijual Rp20 ribu.

"Ini adalah bentuk pasar murah untuk bantu masyarakat agar bisa membeli sembako dengan harga terjangkau," ujar Sri.

Sementara itu, Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia menjual gula 1 kilo seharga Rp10 ribu, yang biasanya di pasaran harganya mencapai Rp13 ribu.

Sri mengatakan, bagi masyarakat yang ingin mengunjungi dan berbelanja langsung dapat menukarkan kupon yang dibagikan oleh Kelurahan masing-masing.

"Kemarin, kita sudah kerja sama dengan kelurahan, dan lurah yang tahu pantas atau tidak kupon tersebut dibagikan. Di Kebon Sirih, kita sudah menyebar 1.800 kupon," katanya. (eh)

Alfamart Akan Lepas Ribuan Gerai Miliknya Jumlah Alfamart yang harus diwaralabakan sebanyak 2.574 gerai.

Selasa, 6 November 2012, 09:53

VIVAnews - Manajemen PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, pengelola gerai Alfamart, akan melepas ribuan gerainya untuk memperbesar porsi kepemilikan waralaba. Saat ini, dari 6.585 gerai yang dimilikinya per 30 September 2012, baru 1.913 gerai merupakan gerai waralaba.

Jika mengacu ketentuan pada Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor: 68/M-DAG/PER/10/2012, jumlah gerai yang harus diwaralabakan sebanyak 2.574 gerai, atau 40 persen dari 6.585 gerai setelah dikurangi threshold 150.

"Per September, gerai milik sendiri 4.672 gerai," kata manajemen Sumber Alfaria Trijaya dalam laporan tertulis kepada PT Bursa Efek Indonesia.

Menurut manajemen, pembatasan kepemilikan gerai tersebut tidak mempengaruhi kinerja perseroan. Karena upaya itu sudah
sesuai dengan rencana jangka panjang perseroan yang akan meningkatkan porsi kepemilikan waralaba hingga 40 persen.

"Perseroan akan memperbesar porsi jumlah gerai dengan kepemilikan waralaba sesuai ketentuan peraturan menteri perdagangan itu," ujarnya.

Jumlah gerai yang sudah diwaralabakan Alfamart per 30 September 2012 sebanyak 1.913 gerai. Kekurangan gerai yang harus diwaralabakan sebanyak 661 dan akan dipenuhi dalam jangka waktu paling lama lima tahun.

Langkah yang akan dilakukan perseroan adalah mengalihkan minimal 133 gerai milik sendiri menjadi gerai waralaba setiap tahun. Selain itu, membuka 40 persen gerai waralaba dari penambahan gerai baru. (umi)

AKSI KORPORASI Matahari Segera Main di Minimarket


JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah cukup kuat di bisnis hipermarket dengan mengusung brandHypermart, kini PT Matahari Putra Prima Tbk berniat ekspansi jaringan bisnis ritel dengan konsep baru. Kabarnya, perusahaan berkode saham MPPA ini akan menyasar segmen pasar yang lebih kecil, yaitu dengan membuka ritel sekelas minimarket.

Corporate Communication Manager MPPA, Fernando Repi mengakui adanya rencana tersebut. Dia menuturkan, perusahaan kini sedang mempersiapkan konsep baru dagang ritel itu. 

Dengan ekspansi ke segmen minimarket, MPPA berharap lebih memperkuat jaringan bisnis perseroan ke depannya. Sayang, Fernando belum bersedia membeberkan lebih rinci soal rencana tersebut. Sebab, "Sampai saat ini masih kami godok. Rencananya, pekan depan akan dibahas lebih fokus soal ekspansi ini," ujarnya, Selasa (24/7/2012).

Menurutnya, konsep minimarket itu bisa saja seperti minimarket yang sedang marak sekarang, misalnya sejenis Alfamart dan Indomart.  Adapun, kabar yang beredar menyebutkan, MPPA berencana mengusung minimarket bernama BigMart. "Semua bisa terjadi, tergantung hasil penjajakan manajemen," kilah Fernando.

Tapi, dia juga menyebut, kehadiran toko dengan konsep baru itu mungkin pula disiapkan untuk rebranding Foodmart. Sebagai catatan, Foodmart adalah gerai yang saat ini dimiliki perseroan. "Seperti apa bentuknya tunggu saja nanti. Yang pasti, konsep baru ini akan dikelola dan menjadi milik kami sendiri," tukas Fernando. 

Dia pun tidak bisa memproyeksikan waktu realisasi rencana tersebut, sebab masih dalam pematangan rencana.

Sekedar informasi, Matahari Putra Prima adalah perusahaan ritel dengan fokus bisnis menyediakan keperluan pangan. Melalui unit bisnis strategisnya, Matahari Food Business (MFB), MPPA terus memperluas cakupan usahanya. Perseroan memiliki beberapa brand, yaitu Hypermart, Foodmart dan outlet pusat kesehatan dan kecantikan bertajuk Boston Chain Health and Beauty.

Hingga akhir 2011, MPPA telah mengoperasikan 63 Hypermart di 37 kota, sebanyak 24 Foodmarts di 15 kota, dan 63 Boston yang tersebar di 34 kota.

Rencananya, tahun ini MPPA akan menambah sedikitnya 17 Hypermart. Di dalam setiap gerai tersebut, rencananya akan dibuka gerai Boston. Sampai dengan Mei tahun ini, perusahaan sudah mendirikan enam gerai baru. 

Dengan penambahan gerai baru itu, manajemen optimis bisa meraih target pertumbuhan pada unit bisnis MFB sebesar 40 persen.

Sebagai gambaran, gerai Hypermart adalah mesin utama pertumbuhan bisnis Perseroan. Sampai penghujung 2011, gerai Hypermart memberi kontribusi lebih dari 90 persen terhadap total penjualan perseroan.

Tahun ini, manajemen MPPA menargetkan pendapatan sebesar Rp 11,28 triliun. Jumlah tersebut meningkat 20 persen dibanding pencapaian tahun lalu, yaitu senilai Rp 9,4 triliun. Selain itu, perseroan juga membidik laba bersih sebesar Rp 200 miliar, atau naik sebesar 66,67 persen dari perolehan laba bersih di tahun lalu.(Albertus M. Prestianta/Kontan)
Sumber : KONTAN
Editor : Erlangga Djumena