Kamis, 25 Juli 2013

Prospek Bisnis Ritel Perlengkapan Biarawan, Cerah!

Hilda B Alexander | Selasa, 23 Juli 2013 | 17:06 WIB
Sakol membangun hipermarket "Monk Supply" karena potensinya luar biasa dengan "captive market" besar


BANGKOK, KOMPAS.com - Kita mengenal konsep toko serba ada (toserba) skala besar dengan istilah hipermarket, untuk ukuran lebih kecil bernama super market, sementara mini market untuk toko super mungil.

Toserba tersebut menyediakan segala macam kebutuhan rumah tangga. Mulai dari sembilan bahan pokok, hingga pakaian, hobi, furnitur dan lain-lain. Nah, apa jadinya jika hipermarket khusus menjual perlengkapan dan kebutuhan untuk para biarawan? Yang pasti unik dan menarik.

Adalah Sakol Sangmalee yang membangun hipermarket khusus para biarawan "Monk Supply" bernama Hang Sangkapan dengan modal 50 juta baht (Rp 15,9 miliar). Ia menjual jubah safron, lilin, patung Buddha, CD buku dan barang-barang lain yang dibutuhkan biarawan.

Sakol tak sekadar berbisnis toserba. Ia sudah memperhitungkannya dengan seksama. Selama ini, kebutuhan para biarawan dipasok oleh toko-toko tradisional dengan varian barang seadanya. Lagi pula toko semacam ini tak dilengkapi pengatur udara, lahan parkir, dan layanan lainnya.

Sementara Hang Sangkapan justru mengadopsi konsep hipermarket modern seperti Carrefour, Makro, Lotus dan semacamnya. Sakol bahkan merancang Hang Sangkapan senyaman mungkin dengan desain yang menarik, lengkap dengan layanan antar jemput dan parkir valet. Oleh karenanya, ia mendedikasikan luas lahan Hang Sangkapan untuk tempat parkir pengunjungnya.

Thailand merupakan negara dengan potensi pasar yang luar biasa. Captive market Hang Sangkapan begitu besar karena dari 65,9 juta jiwa penduduknya, mayoritas atau hampir seluruhnya yakni 61,5 juta di antaranya merupakan umat Buddha.

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Thailand, tradisi Theravada masih berlaku. Sebagian besar lelaki Thailand diharuskan menanggalkan baju modernnya dengan jubah safron dan belajar disiplin serta meditasi Budda. Setelah mengikuti tradisi ini, sebagian besar kembali kepada kehidupan modern, sebagian lainnya justru menetap di biara.

Menurut Kantor Buddhisme Nasional, Thailand saat ini memiliki hampir 300.000 bhikku dan lebih dari 60.000 biksu hingga akhir 2012. Jumlah ini jelas merupakan "pasar pasti" bagi Sakol untuk lebih meningkatkan pelayanan pada tokonya.

Hang menjual jubah safron seharga 1.000 baht (Rp 318.752) untuk jenis kain sintetis dan ribuan baht untuk jubah satin bagi para biarawan yang memiliki anggaran belanja lebih banyak.

Sakol menargetkan pendapatan Hang tumbuh 30 hingga 40 persen per tahunnya. Angka ini sebenarnya cukup konservatif mengingat toko-toko tradisional tidak menyediakan layanan selengkap dan serupa Hang. Akan tetapi, 40 persen cukup menggambarkan bahwa bisnis toserba khusus "Monk Supply" begitu prospektif.

Sebuah studi yang dilakukan Kasikorn Research Center dari institusi perbankan setempat menunjukkan bahwa perputaran uang di bisnis pemasok perlengkapan biarawan sekitar 10 miliar baht atau senilai Rp 3,1 triliun.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar