Selasa, 07 November 2017

"Bisnis Ritel Hanya Menyesuaikan Diri dengan Tren Masa Kini"

"Bisnis Ritel Hanya Menyesuaikan Diri dengan Tren Masa Kini"

ANDRI DONNAL PUTERA
Kompas.com - 07/11/2017, 19:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena bergugurannya gerai ritel modern dianggap sebagai kesempatan para pelaku usaha di bidang tersebut untuk melakukan sejumlah perbaikan. Perbaikan yang dimaksud menyesuaikan dengan kondisi dan perkembangan zaman masa kini, yakni adanya perubahan pola perilaku konsumen, cara pemasaran produk, hingga tren jenis barang yang diperdagangkan.

"Secara menyeluruh, bisnis ritel hanya menyesuaikan diri dengan tren masa sekarang," kata Head of Retail Jones Lang LaSalle, Cecilia Santoso, melalui keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Selasa (7/11/2017) malam.

Cecilia menyebutkan, penyesuaian yang perlu dilakukan para pelaku usaha ritel modern menyangkut berbagai faktor. Dia mencontohkan kondisi terkini, di mana ada sejumlah jenis produk yang dulunya dianggap sebagai tren namun sekarang tidak lagi, hingga pergeseran cara penjualan sebuah produk.

"Seperti warna, model, jenis yang dahulu mungkin trennya di atas dan sekarang mungkin tidak sepopuler dulu dan kalau dulu di toko, display penjualan produk harus maksimal, sekarang foto dari produk tersebut cukup mewakili tanpa harus melihat secara langsung atau menyentuhnya," tutur Cecilia.

Baca juga: Nasib Industri Ritel Modern, Bertahan Dengan Product Mix

Adapun terkait dengan pusat perbelanjaan yang menjadi tempat tersedianya gerai ritel, disebut Cecilia juga akan melakukan beberapa langkah penyesuaian.

Salah satu caranya bisa dengan memperbanyak pilihan produk atau mencari alternatif lain seperti membuka tempat rekreasi atau gerai makanan.

http://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/07/192744526/bisnis-ritel-hanya-menyesuaikan-diri-dengan-tren-masa-kini

"Bisnis Ritel Enggak Ada Matinya!"

ANDRI DONNAL PUTERA
Kompas.com - 02/11/2017, 08:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena gugurnya sejumlah ritel ternama belakangan ini tidak langsung membuat para pengusaha pesimistis.

Buat sebagian dari mereka, peristiwa tersebut harus disikapi dengan baik dan dijadikan kesempatan untuk berinovasi, memperbaiki layanan, dan mengetahui minat konsumen masa kini.

CEO Sogo Department Store Handaka Santosa dalam sebuah diskusi di Hotel Ibis, Jakarta Barat pada Rabu (1/11/2017) mengungkapkan pihaknya masih optimistis dengan kondisi saat ini ketika ritel seperti Lotus yang sudah berdiri lama akhirnya tutup.

Dia bahkan melihat ada perubahan minat konsumen yang harus dipelajari lebih lanjut oleh para pengusaha.

(Baca: Ritel Modern Berguguran, Asosiasi Minta Pengusaha Pemasok Tidak Panik)

"Sekarang minat konsumen lebih ke leisure. Banyak orang ke mal atau pusat perbelanjaan lebih suka untuk makan dan minum, jadi kami berpikir apa yang harus dilakukan supaya tetap bisa menarik minat belanja, salah satunya dengan memberikan pengalaman dalam menyajikan barang di toko," kata Handaka.

Logika yang dipakai Handaka adalah, pembeli akan datang jika dagangan yang dijajakan menarik.

Hal itu memperlihatkan bahwa masih ada kesempatan untuk pengusaha ritel mempertahankan eksistensinya, terlebih daya beli masyarakat dianggap masih bisa meningkat karena setiap tahun pendapatan melalui upah minimum provinsi (UMP) terus naik.

Selain menyajikan pengalaman baru berbelanja bagi konsumen, Handaka juga tidak menutup kemungkinan menerapkan digitalisasi pada toko-toko ritel naungannya.

Hal itu dilakukan menyikapi perubahan yang begitu cepat terhadap dunia usaha, terutama karena perkembangan teknologi dan hadirnya cara belanja secara online.

"Kami dulu enggak mengantisipasi online, perubahan cepat sekali. Tentunya dengan meningkatkan digitalisasi di toko kami, itu sebuah nilai tambah," tutur Handaka.

Atas dasar hal itu, Handaka percaya industri ritel akan tetap hidup di Indonesia. Untuk lebih meyakinkan pendapatnya, dia menceritakan rencana pembukaan Sogo Department Store yang baru 5 November 2017 mendatang di Supermall Karawaci, Tangerang.

"Jadi, sebenarnya bisnis ritel itu enggak ada matinya. Tinggal bagaimana pemerintah memberikan keadilan antara kami pengusaha ritel dengan mereka yang menggunakan platform online agar persaingannya sama," ujar dia.

http://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/02/081944726/bisnis-ritel-enggak-ada-matinya

Menkeu Telisik Penyebab Tutupnya Gerai Ritel Modern Lotus

YOGA SUKMANA
Kompas.com - 24/10/2017, 11:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah Ramayana dan Matahari Departemen Store, giliran Lotus Departemen Store akan menutup gerainya di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, bulan ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan pemerintah tidak akan tinggal diam melihat gerai-gerai ritel berjatuhan. Ia akan mencari tahu penyebab di balik tutupnya gerai Lotus Thamrin tersebut.

"Kami akan terus memonitor perubahan dari perekonomian apakah diakibatkan suatu era digitalisasi," ujarnya di Jakarta, Selasa (24/10/2017).

Menurut Sri Mulyani, alasan ritel modern menutup gerainya bisa saja disebabkan oleh rencana transformasi ke online. Hal itu menyusul perkembangan ekonomi digital.

Pemerintah, tutur Sri Mulyani, menilai sektor ritel sebagai salah satu sektor yang penting bagi ekonomi. Sebab sektor tersebut berhubungan langsung dengan kebutuhan konsumsi masyarakat.

"Tetapi kami juga melihat sektor lain apakah mereka menghadapi tekanan atau perubahan karena adanya konsep digitalisasi ekonomi atau tidak. Kami akan terus memformulasikan policy-nya," kata Sri Mulyani.

Kemarin, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo justru mengungkapkan, angka penjualan ritel mengalami kenaikan sebesar 5 persen hingga kuartal III 2017. Hal itu sekaligus membantah anjloknya penjulan ritel.

"Saya tidak bisa bicara secara mikro, tetapi secara umum, kami dalam rapat kemarin itu melihat retail sudah ada perbaikan," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/10/2017).

Tidak hanya itu, bahkan BI mengatakan bahwa penjualan industri otomotif, perdagangan, perhotelan, hingga restoran sudah mengalami perbaikan pertumbuhan.

http://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/24/113243126/menkeu-telisik-penyebab-tutupnya-gerai-ritel-modern-lotus

Perusahaan Ritel Banyak Tutup, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

PRAMDIA ARHANDO JULIANTO
Kompas.com - 27/10/2017, 18:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri ritel Tanah Air tengah menghadapai persoalan pelik. Satu per satu pelaku industri ritel di Indonesia mulai mengehentikan operasional gerai ritelnya.

Tercatat, hingga saat ini sudah ada beberapa pelaku usaha ritel yang menutup gerai usahanya, mulai dari 7-Eleven, PT Matahari Department Store.

Terbaru, Lotus Department Store dan Debenhams akan ditutup oleh PT Mitra Adi Perkasa Tbk pada akhir bulan Oktober dan akhir tahun ini.


Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi Sukamdani mengatakan, perlu ada upaya dari pemerintah agar persoalan tutupnya gerai ritel tidak terus berlanjut.

"Tutup itu kan karena tidak laku, poinnya itu, karena pembelinya berkurang," kata Hariyadi kepada Kompas.com, Jumat (27/10/2017).

Menurut Hariyadi, pasca-tutupnya 7-Eleven hingga saat ini, pemerintah belum serius menghiraukan masalah daya beli.

"Ini kan sekarang kementerian terkait membantahlah enggak percaya daya beli turun segala macam. Tapi kalau pemerintah sendiri tidak memahami apa yang terjadi, kan bisa memukul pemerintah itu sendiri," tambahnya.

Hariyadi, menegaskan saat ini sudah waktunya bagi pemerintah untuk lebih mencari tahu lebih lanjut terkait persoalan daya beli dan fenomena tutupnya gerai ritel.

"Yang penting adalah segera cari tahu apa sih situasi sebenernya seperti apa, sehingga mereka bisa mengambil kebijakan yang tepat," papar Hariyadi.

Sebelumnya, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) memastikan akan menghentikan secara total operasional toko ritel Debenhams di Indonesia pada akhir tahun 2017.

Hal ini dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi usaha perseroan menyusul tinjauan strategis pada bulan Juni 2017 lalu.

MAP juga sudah mengumumkan rencana untuk menghentikan operasional Lotus Department Store pada akhir bulan Oktober 2017.

Head of Corporate Communication MAP, Fetty Kwartati mengatakan, bisnis MAP kedepan akan fokus pada gerai department store yang lain, yakni SOGO, SEIBU, dan Galeries Lafayette.

"Di berbagai belahan dunia, generasi millenials telah menjauh dari department store, dan mereka lebih memilih untuk belanja di toko-toko khusus. Tak terkecuali di Indonesia,” kata Fetty.

Menurutnya, keputusan untuk menutup toko ini dilakukan setelah mempertimbangkan perubahan tren ritel global secara hati-hati.

http://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/27/184542026/perusahaan-ritel-banyak-tutup-apa-yang-sebenarnya-terjadi

Potensi Bisnis Retail di Apartemen Meikarta

Kompas.com - 19/09/2017, 07:19 WIB
ADVERTORIAL

KompasProperti - Pembangunan kota mandiri Meikarta yang berada di Cikarang, Jawa Barat dinilai potensial bagi masyarakat urban. Buktinya, 130 ribu unit apartemen telah dipesan dari 200 ribu unit yang ditawarkan pada penjualan tahap pertama .

Kawasan hunian dan area komersial yang lengkap dengan berbagai fasilitas, mulai dari pusat perbelanjaan, pusat kesehatan, hingga institusi pendidikan berstandar internasional memang menarik bagi investor.

Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya mengatakan, ribuan pekerja di sejumlah kawasan industri Cikarang menjadi pasar potensial bagi Meikarta. Letaknya yang strategis juga menjadikan apartemen Meikarta semakin menarik sebagai produk investasi.

Baca: Perhatikan Lima Hal Ini Sebelum Investasi Properti

Beragam infrastruktur saat ini tengah dibangun pemerintah, seperti light rapid transit (LRT) Cawang - Bekasi Timur - Cikarang, proyek kereta cepat Jakarta - Bandung, pembangunan jalan tol layang Jakarta-Cikampek II, Bandara Internasional Kertajati, hingga pelabuhan Patimban  di Subang.

"Warga Meikarta dapat dengan mudah mencapai Bandara Internasional Kertajati yang terletak 115 kilometer, melalui jalan tol. Selain itu, aktivitas ekspor-impor bisa dilakukan melalui Pelabuhan Patimban yang terletak 60 kilometer dari Meikarta," kata Ketut di Menara Matahari Karawaci, Jumat (15/9/2017).

Dengan rampungnya pembangunan infrastruktur tersebut tentu bakal mempercepat laju perekonomian Cikarang dan sekitarnya. Maka, tak heran Meikarta menjadi investasi yang bernilai besar.

Adapun fasilitas seperti shopping mall, pusat kebudayaan, rumah sakit, sarana pendidikan, hotel, perkantoran dan Central Park membuka peluang bisnis retail.

Sebut saja akan hadirnya shopping mall yang dalam hal ini menjadi penjual berkelas besar dengan barang dagangan makanan, minuman, pakaian hingga aksesoris.

Bagi yang memiliki modal cukup bisa juga membuka catalog showroom, mengingat penghuni apartemen kebanyakan kaum milenial yang sudah terbiasa dengan toko eceran seperti ini.

Kesempatan lainnya adalah dengan membuka toko swalayan yang menjual makanan ataupun obat-obatan dalam jumlah besar dengan harga yang rendah.

Dengan jumlah penghuni apartemen yang mencapai ribuan orang, maka pusat ritel Meikarta akan terlihat lebih besar dari Dubai.

http://biz.kompas.com/read/2017/09/19/071900828/potensi-bisnis-retail-di-apartemen-meikarta

Retail Modern Bertahan dari Serbuan E-Commerce



Kompas.com - 13/10/2017, 11:01 WIB
ADVERTORIAL

Bermunculannya banyak perusahaan e-commerce tidak menghambat pertumbuhan bisnis retail modern. Saat ini, pangsa pasar retail modern di ASEAN-5—yakni Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina—mencapai 30 persen dari total penjualan retail. Pangsa pasar ini membengkak dibandingkan sepuluh tahun lalu sebesar 21,7 persen.

Alfie Yeo, analis DBS Group Research, memprediksi pangsa pasar retail modern di ASEAN-5 akan mencapai 93 miliar dollar AS pada 2021. Setiap tahun, diperkirakan pertumbuhan rata-rata (CAGR) bisnis retail modern mencapai 7,4 persen dari 65,2 miliar dollar AS pada 2016.

“Kami melihat dorongan untuk meningkatkan jangkauan bisnis dan operasional yang lebih efisien, akan menggenjot margin keuntungan. Ini terutama berkat biaya yang lebih rendah, penjualan yang lebih banyak, dan perputaran uang yang lancar,” kata Yeo dalam risetnya berjudul “Will online grocery retail take off in ASEAN?” yang dirilis 18 Juli 2017.

Menurutnya, ekspansi perusahaan-perusahaan retail modern dipengaruhi oleh tingkat urbanisasi dan pertumbuhan kelas menengah di negara-negara ASEAN. Pada 2016 misalnya, urbanisasi mencapai 53,7 persen atau naik 1,2 persen dari 2014. Artinya, populasi di perkotaan bertambah 11 juta jiwa.

Perkembangan ini terlihat dari aktivitas bisnis perusahaan-perusahaan retail modern di ASEAN. Raksasa supermarket Singapura, Shen Siong berencana menambah 50 gerai baru hingga akhir tahun ini. Begitu pun dengan waralaba 7-Eleven di Malaysia yang bakal menambah 200 gerai convenient store per tahun.

Menurut penilaian Yeo, memperluas jaringan gerai adalah salah satu cara untuk menekan biaya operasional, sekaligus meningkatkan margin keuntungan. Ini dikarenakan margin keuntungan bisnis retail grosir biasanya tidak lebih dari 10 persen.

“Beberapa cara lain untuk menggerek margin keuntungan antara lain, memperoleh barang dari sumber utama, menjual produk yang diproduksi sendiri, memiliki pusat logistik dan distribusi, serta membeli produk secara massal,”  katanya.

Di sisi lain, perkembangan bisnis grosir retail online belum mampu memberikan tantangan berarti bagi grosir retail modern. Retail online memang tumbuh pesat, tapi pangsa pasarnya masih jauh lebih kecil dari grosir retail modern.

Bain & Company (Bain) mencatat pasar grosir retail onlinedi ASEAN saat ini sebesar 6 miliar dollar AS atau hanya 3 persen dari total penjualan retail keseluruhan. Bandingkan dengan pasar retail online di Tiongkok dan Amerika Serikat yang mencapai 293 miliar dollar AS dan 270 miliar dollar AS atau 14 persen dari total penjualan retail.

Di Singapura, kendati Amazon baru-baru ini mengakuisisi supermarket Wholefood senilai 13,7 miliar dollar AS, tapi dari sisi jangkauan bisnis dan operasional raksasa e-commerce Amerika Serikat ini masih kalah dari pemain retail modern lain. Gudang penyimpanan Amazon hanya seluas 100.000 kaki persegi (sqft), sedangkan pemain lama Shen Shiong punya gudang seluas 500.000 sqft, begitu pun dengan Dairy Farm yang punya gudang seluas 260.000 sqft.

Selain itu, Yeo mengungkapkan, bahwa masyarakat ASEAN belum sepenuhnya siap beralih ke belanja online. Keberagaman dan luasnya wilayah di Asia Tenggara memberi tantangan tersendiri buat kesuksesan e-commerce. Keberagaman itu meliputi etnisitas, bahasa, preferensi konsumsi, dan regulasi. Selain itu, sebagian besar negara di Asia Tenggara masih kekurangan infrastruktur pembayaran regional dan logistik yang diperlukan untuk menyukseskan e-commerce.

“Konsumen masih saja belum mempercayai platform e-commerce, akibat kurangnya sensasi menyentuh barang yang dibeli. Selain juga masih mengalami kesulitan dalam menemukan produk yang mereka inginkan secara online,” ujarnya.

http://biz.kompas.com/read/2017/10/13/110115728/retail-modern-bertahan-dari-serbuan-e-commerce

GIC Investasi di Trans Retail 385 Juta Dollar AS


APRILLIA IKA
Kompas.com - 24/02/2016, 12:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - GIC, perusahaan mengelola dana milik pemerintah Singapura, berkomitmen menginvestasikan Rp 5,2 triliun atau 385,19 juta dollar AS ke Trans Retail yang membawahi Carrefour dan TRANSmart.
Trans Retail merupakan perpanjangan tangan konglomerat milik CT Corp. Kolaborasi GIC dan CT Corp akan mendorong Trans Retail menjangkau potensi pasar ritel modern di Indonesia secara penuh.
Dengan kesepakana tersebut, akan memberikan Trans Retail reputasi dan ekuitas merek yang dikombinasikan dengan fokus ke format ritel modern.
Dengan demikian, akan memberikan posisi unik bagi perusahaan ini seiring dengan bertumbuhnya kelas konsumen dan perpindahan format perdagangan tradisional ke format modern.
Chairul Tanjung, pimpinan CT Corp, mengatakan kerja sama dengan GIC merupakan langkah strategis untuk mendorong Trans Retail mengembangkan jumlah tokonya, serta merealisasi visi mereka menjadi toko yang memberikan pengalaman belanja bagi konsumennya.
"Saya percaya sektor ritel memiliki peran penting pada perkembangan ekonomi Indonesia ke depan. Selain menyediakan lowongan kerja, kerja sama ini juga memberikan harga yang terjangkau ke konsumen dan menyokong pebisnis lokal," kata dia.
Amit Kunal, Head, Direct Investments Group, South East Asia, GIC, mengatakan bahwa investasi GIC merefleksikan kepercayaan perusahaan ini terhadap pertumbuhan jangka panjang Indonesia.
"Kami membangun kerja sama dengan partner lokal dengan reputasi baik, dan ingin memperdalam kerja sama dengan CT Corp, yang juga baik untuk nilai investasi kami," kata dia.
Tahun ini, Trans Retail menargetkan membangun 5-7 toko Groserindo, yang juga punya bisnis hotel, restoran dan katering. Tahun lalu, Groserindo membangun toko di Bekasi, Jawa Barat.
Trans Retail juga berencana menambah jumlah Carrefour sebanyak 10 unit tahun ini. Tahun lalu, empat carrefour dibuka
Saat ini Trans Retail mengoperasikan total 89 toko Transmart Carrefour.



http://ekonomi.kompas.com/read/2016/02/24/122342226/GIC.Investasi.di.Trans.Retail.385.Juta.Dollar.AS

Selasa, 17 Oktober 2017

Apindo: Lebaran 2017, Daya Beli Warga Melemah, Penjualan Menurun

Senin, 26 Juni 2017 | 20:48 WIB

https://bisnis.tempo.co/read/news/2017/06/26/090887425/apindo-lebaran-2017-daya-beli-warga-melemah-penjualan-menurun

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa hampir semua perusahaan ritel mengeluhkan turunnya daya beli masyarakat pada Lebaran tahun ini. Penjualan berbagai produk, kata dia, jauh menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Ukurannya memang pada saat hari raya Idul Fitri. Hampir semua pengusaha mengeluh ada penurunan yang cukup signifikan dibanding tahun lalu," kata Hariyadi di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin, 26 Juni 2017.
Hariyadi mencontohkan, untuk produk batik, pengusaha menyatakan bahwa penjualan mengalami penurunan hingga 20 persen dibandingkan tahun lalu. "Mereka mengeluhkan, ini baru pertama kalinya drop sekali," ujarnya.
Turunnya daya beli, menurut Hariyadi, terjadi karena menyusutnya tenaga kerja formal. Menurut data Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, kata Hariyadi, surplus antara peserta yang masuk dan yang keluar kecil, di bawah 20 ribu per April 2017.
"Kalau jumlah angkatan kerja baru adalah dua juta orang lebih, berarti kecil sekali penyerapannya. Ini harus diperhatikan pemerintah. Kalau terjadi penyusutan jumlah pekerja formal, otomatis daya beli terpengaruh karena relatif yang punya daya beli besar adalah pekerja formal," ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berujar perkembangan ritel memang kemungkinan tidak setinggi beberapa waktu terakhir. "Tapi transformasi di sektor ritel ini sangat cepat sehingga pasti ada yang mulai melambat dan ada yang cepat."

Menurut Darmin, apabila ekspor pulih, terutama ekspor hasil perkebunan, konsumsi masyarakat juga ikut pulih. "Memang 2011-2014 berat. Dampaknya masih ada. Tapi di pihak lain ekspor mulai hidup," ujar mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut.

Akhir Perjalanan Gerai 7-Eleven

Fiki AriyantiFiki Ariyanti
30 Jun 2017, 21:30 WIB

Sevel Tutup
Warga memasuki kawasan gerai 7-Eleven di kawasan Jalan Kapten Tendean, Jakarta, Sabtu (24/6). Penutupan seluruh gerai 7-Eleven di Indonesia akan dilakukan 30 Juni 2017. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Liputan6.com, Jakarta - Seluruh gerai 7-Eleven di Indonesia akan tutup per 30 Juni 2017. Padahal gerai 7-Eleven ini sempat menjadi tempat primadona bagi anak muda untuk nongkrong.
PT Modern Internasional Tbk melalui anak usahanya PT Modern Sevel Indonesia mengelola gerai 7-Eleven dengan konsep berbeda dari bisnis minimarket lainnya. Perseroan membuka gerai pertama di Bulungan pada akhir tahun 2009.
Mereka menyediakan fasilitas wifi, berbagai macam makanan ringan, dan kopi serta minuman terkenal di gerai 7-Eleven yaitu minuman slurpee. Fasilitas ini mendorong masyarakat terutama anak muda betah nongkrong di gerai 7-Eleven. Konsep ini pula yang membuat sejumlah minimarket lainnya meniru model bisnis 7-Eleven.
Bahkan perseroan sempat menikmati manisnya bisnis dari gerai 7-Eleven. Pada 2014, pendapatan perseroan sempat naik menjadi Rp 1,43 triliun dari periode 2013 sebesar Rp 1,27 triliun. Akan tetapi, laba tahun berjalan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 40,34 miliar pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 49,22 miliar.
Kinerja perseroan pun merosot  pada tahun-tahun berikutnya. Pada 2016, penjualan turun sekitar 27,45 persen dari Rp 1,22 triliun pada 2015 menjadi Rp 891,42 miliar. Perseroan mencatatkan rugi bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk menjadi Rp 636,48 miliar pada 2016 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 58,42 miliar.
Kabar penutupan seluruh gerai 7-Eleven menjelang libur Lebaran itu pun cukup mengejutkan. Di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen PT Modern Internasional Tbk menginformasikan per 30 Juni 2017, seluruh gerai 7-Eleven di bawah manajemen PT Modern Sevel Indonesia yang merupakan salah satu entitas anak perseroan akan menghentikan kegiatan operasional.
Direktur PT Modern Internasional Tbk Chandra Wijaya mengatakan, penutupan seluruh gerai disebabkan oleh keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Perseroan untuk menunjang kegiatan operasional gerai 7-Eleven.
Apalagi setelah rencana transaksi material Perseroan atas penjualan dan transfer segmen bisnis restoran dan convenience store di Indonesia dengan merek waralaba 7-Eleven beserta aset yang menyertainya oleh PT Modern Sevel Indonesia sebagai salah satu entitas anak dari perseroan kepada PT Charoen Pokphand Restu Indonesia batal karena tidak tercapainya kesepakatan atas pihak-pihak yang berkepentingan.
"Hal-hal material yang berkaitan dan yang timbul sebagai akibat dari pemberhentian operasional gerai 7-Eleven ini akan ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku dan akan diselesaikan secepatnya," ujar dia.
Sebelumnya perseroan telah menandatangani business acquisition agreement oleh keduabelah pihak dilakukan pada 19 April 2017 terkait penjualan bisnis 7-ELeven kepada anak usaha PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Penjualan tersebut senilai Rp 1 triliun yang merujuk pada penilaian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) dan uji tuntas pihak pembeli. Namun penjualan itu batal karena tidak ada kata kesepakatan.
Sejumlah gerai 7-Eleven juga sudah ada yang tutup sebelum 30 Juni 2017. Adapun beberapa gerai 7-eleven yang telah tutup antara lain 7-Eleven Senayan, 7-Eleven Ratu Plaza, 7-Eleven Kebayoran Baru, 7-Eleven kawasan Wolter Monginsidi, dan 7-Eleven Jalan Cilandak KKO.
Salah satu karyawan yang ditemui Liputan6.com pun enggan menjelaskan lebih detil alasan penutupan dan rencana usai penutupan gerai 7-Eleven. "Langsung saja ke manajemen mba," tutur dia.
Saat ditanya apakah ada pesangon yang diberikan, ia pun enggan menjawab. "Kami tidak bisa beri informasi itu, itu privasi," ujar dia.

http://bisnis.liputan6.com/read/3007573/akhir-perjalanan-gerai-7-eleven

Pengakuan Mantan Pegawai Soal Kehancuran 7-Eleven

KAMIS, 29 JUN 2017 10:36 | EDITOR : ILHAM SAFUTRA

DPR: Sevel Hancur Karena Salah Nilai Pasar
JawaPos.com - Meski manajemen 7-Eleven (sevel) menyatakan tutup gerainya secara nasional per 30 Juni 2017, namun secara fakta kondisinya retail itu sudah banyak tidak beroperasi lagi.
Sejumlah toko yang dulu ramai pengunjung kini sudah tidak berpenghuni. Kaca besar di dinding Sevel itu sudah dilapisi kertas putih. Bangku-bangku tempat duduk konsumen sudah tidak ada lagi terpajang.
Salah seorang mantan pegawai Sevel berinisial AM mengungkapkan bagaimana tahun-tahun terakhir sebelum tumbangnya convenience store tersebut.
Dikatakannya, ada banyak indikator hancurnya Sevel ini. Mulai dari buruknya manajemen toko, pergeseran pengunjung ke tempat tongkrongan lain, harga produk tidak sesuai dan lain sebagainya.
Untuk manajemen toko, pada beberapa tahun terakhir kerap oknum kepala toko bermain faktur atau bon siluman. Akibatnya ketika dilakukan audit bulanan diketahui oknum itu telah menggelapkan uang perusahaan yang nilai mencapai puluhan juta rupiah.
"Jadi banyak juga oknum kepala toko berurusan dengan kepolisian atau dikriminalkan," ujar AM kepada JawaPos.com, Kamis (29/6).
AM yang pernah bertugas di Sevel Joglo, Jakarta Barat itu menerangkan, selama ini produk toko dikonsumsi sendiri oleh pegawai tanpa dibayar. Nilai produk yang dimakan itu tidak sedikit. Jika itu hampir merata terjadi di setiap toko, maka wajar manajemen keuangan Sevel hancur.  "Beda halnya barang rusak. Kalau barang rusak di-scan dan dimakan, maka kalau diaudit tidak menjadi temuan," ujarnya.
Lalu soal pergeseran konsumen. Menurut AM yang kini lebih aktif di event organizer (EO) itu, kini konsumen Sevel bukan lari ke kompetitornya, seperti Circle K atau Family Mart, melainkan berpindah ke kafe yang modelnya hampir sama dengan Sevel. Kafe itu menawarkan harga menu relatif terjangkau, menyediakan fasilitas wifi, tempat tongkrongan yang nyaman dan lain sebagainya.
"Kalau di segmennya, Sevel masih bagus. Kini fenomena pergeseran konsumen pindah kafe baru seperti roti bakar dan sejenisnya. Di sana ada wifi juga. Harga produknya juga murah," bebernya.
AM mengakui produk yang dijual sudah tidak worth it dengan barang di toko lain. Terutama produk kebutuhan harian. Produk itu dijual lebih mahal dibandingkan yang dijual di minimarket, seperti Indomaret dan Alfamart. "Jadi hancurnya Sevel bukan dari luar, tapi dari dalam," tandasnya. (iil/JPG)

https://www.jawapos.com/read/2017/06/29/140869/pengakuan-mantan-pegawai-soal-kehancuran-7-eleven

Masuk Bisnis Ritel, Tomikomart Tak Khawatir Bernasib Seperti 7-Eleven

OGA SUKMANA
Kompas.com - 15/05/2017, 11:14 WIB

KARAWANG, KOMPAS.com - Konsorsium Usaha Koperasi Karawang (KUKK) menggebrak pasar ritel Indonesia. Setelah membentuk PT Tomiko Mandiri Indonesia, mereka mulai merambah bisnis ritel.
Akhir pekan lalu, gerai ritel pertamanya yakni Tomikomart diresmikan oleh Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga di Karawang.
Kepada Kompas.com, Direktur PT Tomiko Mandiri Indonesia Ihin Solihin menyampaikan optimismenya menjamah bisnis ritel.
Ia tak khawatir nasib Tomikomart akan seperti 7-Eleven yang terus merugi.
"Gini, direktur operasional kami dulunya GM ritel mapan. Saya tanya "Pak, gimana kalau mau mendirikan gerai? Dia akan survei tiga bulan untuk memetakan market. Nah, kami enggak usah memetakan market karena sudah ada marketnya," ujar Ihin.
Saat ini, Konsorsium Usaha Koperasi Karawang (KUKK) terdiri dari 35 koperasi karyawan pabrik di Kawarang. Jumlah anggota koperasi itu tutur Ihin mencapai 75.000 orang.
Para anggota inilah yang menjadi market utama Tomikomart. Kehadiran gerai Tomikomart juga ditempatkan di lokasi yang dekat dengan market yang tidak lain adalah para karyawan yang merupakan anggota koperasi.
Dari sisi harga, Ihin mengatakan semua barang yang dijual di Tomikomart sangat kompetitif dengan para kompetitor gerai ritel yang sudah mapan. Bukan bukan hal aneh ada barang-barang tertentu yang harga jualnya lebih murah dari harga pasar.
Sebab sebagai kepanjangan tangan koperasi karyawan, Tomikomart bisa bekerja sama dengan perusahaan untuk menjual produknya kepada para anggota koperasi.
PT Tomiko Mandiri Indonesia membuka kesempatan bagi koperasi lain yang tertarik membuka gerai dengan brand Tomikomart.
Tawarannya sangat menarik, 99 persen omset akan diberikan kepada koperasi tersebut. Adapun PT Tomiko Mandiri Indonesia hanya mengambil 1 persennya saja.
Dengan begitu maka tujuan pengembangan koperasi sebagai lembaga dan anggota sebagai asset diharapkan bisa tercapai.
Tahun ini, PT Tomiko Mandiri Indonesia menargetkan pendirian 20 gerai di Karawang. Rencananya, konsep pengembangan koperasi serupa juga akan di sebarkan ke kota dan kabupaten seluruh Jawa Barat.

http://ekonomi.kompas.com/read/2017/05/15/111438426/masuk.bisnis.ritel.tomikomart.tak.khawatir.bernasib.seperti.7-eleven.

Hingga Akhir Tahun, Pertumbuhan Industri Ritel Diprediksi Melambat

PRAMDIA ARHANDO JULIANTO
Kompas.com - 13/09/2017, 15:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia ( Aprindo) memprediksi pertumbuhan industri ritel dalam negeri melambat seiring dengan adanya perubahan pola konsumen.
Hal ini terlihat dari data Aprindo yang menyebutkan tren pertumbuhan industri ritel terus menurun sejak tahun 2013 silam.
"Industri ritel saat ini ibarat kura-kura membawa beban, di tahun 2012-2013 itu pada puncaknya, nah sekarang di 2017 membawa beban," ujar Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey saat konfrensi pers di Jakarta, Rabu (13/8/2017).

Roy menjelaskan, pada semester I 2017 industri ritel hanya mengalami pertumbuhan 3,7 persen sedangkan tahun sebelumnya masih di atas 10 persen.
Kendati demikian, Roy memprediksi, pertumbuhan industri ritel pada semester II 2017 tetap akan ada pertumbuhan meski alami perlambatan.

"Harapan kami (pertumbuhan) 8 hingga 9 persen, walaupun kenyataannya akan 6 persen-7 persen atau riil-nya sekitar 7,5 persen," paparnya.
Menurutnya, pertumbuhan industri ritel pada semester II tahun ini bisa didorong dengan terjaganya harga energi baik listrik maupun bahan bakar minyak, serta penurunan suku bunga Bank Indonesia, dan terjaganya iklim investasi yang positif.

"Secara utuh ritel ini masih ada pertumbuhan, tapi ada yang sudah lambat sekali," kata Roy.
Kendati demikian, lanjut Roy, para pelaku usaha ritel modern juga melakukan upaya agar pertumbuhan industri ritel terus terjaga, salah satunya dengan menyelenggarakan promosi maupun diskon belanja demi menarin minat konsumen.

http://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/13/152426426/hingga-akhir-tahun-pertumbuhan-industri-ritel-diprediksi-melambat

Jaringan Ritel Mainan Toys R Us Menyatakan Bangkrut

SAKINA RAKHMA DIAH SETIAWAN
Kompas.com - 19/09/2017, 10:26 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Jaringan toko ritel mainan terbesar AS Toys R Us dikabarkan bakal mengumumkan kebangkrutan. Toys R Us sendiri telah berusaha memperbaiki bisnis setelah terlilit utang lebih dari satu dekade lalu.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/9/2017), Toys R Us  akan mengajukan dokumen Chapter 11 yang merupakan dokumen pengajuan pailit.
Bangkrutnya Toys R Us dipandang sebagai satu lagi pukulan telak bagi toko ritel konvensional yang terpaksa harus gulung tikar akibat anjloknya frekuensi pengunjung dan ancaman dari toko online.
Dokumen pailit memungkinkan Toys R Us melakukan restrukturisasi utang sebesar 400 juta dollar AS yang jatuh tempo tahun depan. Demikian pula, Toys R Us juga bisa merampingkan organisasinya.
Toys R Us juga telah merekrut agen klaim yang membantu proses pailit, restrukturisasi utang, dan urusan terkait.
Beberapa vendor toko ritel mainan itu juga sudah menahan pengiriman barang karena ada kekhawatiran Toys R Us tidak bisa membayar tagihan.
"Pengajuan (pailit) ini benar-benar puncak masalah finansial dalam 15 tahun terakhir. Akhirnya, telur itu pecah," kata analis industri Jim Silver.
Munculnya kabar kebangkrutan Toys R Us membuat saham beberapa vendornya terperosok.
Saham produsen boneka Barbie dan mainan anak Fisher-Price, Mattel Inc anjlok 6,2 persen, serta saham Hasbro, produsen mainan Monopoly, Nerf, dan Transformers merosot 1,7 persen.
Beberapa bank seperti JPMorgan Chase & Co, Barclays Plc, Goldman Sachs Group Inc, dan Wells Fargo & Co dikabarkan bersedia memberikan pembiayaan bagi Toys R Us selama melalui masa bangkrut.
Pengumuman pailit Toys R Us menurut informasi bakal diumumkan hari ini waktu setempat.
Utang Toys R Us kabarnya mencapai 3 miliar dollar AS. Lembaga pemeringkatan Standard & Poor's dan Fitch Ratinga pun langsung menurunkan peringkat utang Toys R Us, yakni CCC- dari S&P.
 
PenulisSakina Rakhma Diah Setiawan
EditorBambang Priyo Jatmiko
SumberBloomberg
TAG: bangkrut pailit
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/19/102616026/jaringan-ritel-mainan-toys-r-us-menyatakan-bangkrut

Amazon Buka Toko Fisik Go, Tanpa Kasir dan Antre

YOGA HASTYADI WIDIARTANTO
Kompas.com - 06/12/2016, 11:17 WIB
 

Amazon Go (Forbes)
KOMPAS.com — Amazon mendirikan sebuah toko offline atau fisik bernama Go di Seattle, AS. Uniknya, toko ini dirancang serba digital, tanpa ada kasir, bahkan antrean sama sekali.
Pengguna cukup memakai aplikasi Go yang terpasang di smartphone untuk masuk ke toko. Di bagian depan toko, calon pembeli ini akan diminta untuk memindai ponsel di sebuah gate khusus.
Kemudian, pengguna tinggal mengambil barang yang ingin dibelinya. Setelah selesai, pengguna bisa langsung meninggalkan toko, tanpa harus mengantre dan membayar di kasir. Mudahnya, pengguna tinggal datang, ambil barang, kemudian langsung pergi saja.
Pengguna cukup berjalan keluar dari toko dan urusan pembayaran akan otomatis ditagihkan ke akun Amazon miliknya. Bon belanja pun akan dikirimkan langsung ke akun tersebut.
Dalam toko Go sendiri, Amazon membekalinya dengan berbagai teknologi canggih. Beberapa di antaranya adalah sensor, teknologi yang disebut computer vision, dan sebuah algoritma deep learning. Teknologi-teknologi tersebut bekerja sama untuk memantau produk apa saja yang diambil oleh si pembeli.
Tidak hanya bekerja untuk melihat produk apa yang diambil pengguna, teknologi tersebut juga mampu mendeteksi produk-produk yang dikembalikan ke rak belanja.
Menurut Amazon, sebagaimana dilansir KompasTekno dari TechCrunch, Selasa (6/12/2016), toko offline tersebut sebenarnya sudah dikembangkan selama empat tahun belakangan ini.
Toko Amazon Go pertama akan ditempatkan di Seattle, Amerika Serikat, di atas sebuah lahan yang luasnya sekitar 167 meter persegi.
Sementara waktu ini, Amazon Go hanya menyediakan berbagai produk bahan pangan, termasuk makanan siap saji yang dibuat oleh manusia (bukan robot). Orang yang bisa masuk ke toko pun masih dibatasi hanya pegawai Amazon.
Rencananya, raksasa e-commerce itu akan mulai membuka Amazon Go untuk umum pada awal 2017.
 
PenulisYoga Hastyadi Widiartanto
EditorDeliusno
SumberTechCrunch
TAG:Amazon
http://tekno.kompas.com/read/2016/12/06/11170047/amazon.buka.toko.fisik.go.tanpa.kasir.dan.antre

Toko Gadget Samsung Terbesar se-Asia Tenggara Dibuka di Jakarta

YOGA HASTYADI WIDIARTANTO
Kompas.com - 01/10/2017, 13:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Samsung baru saja membuka toko fisik (offline), Galaxy International Experience Store (GIES) di Jakarta. GIES menempati salah satu sudut di pusat perbelanjaan Lotte Avenue, Kuningan, Jakarta Selatan.
Oleh Samsung, GIES diklaim sebagai toko fisik yang paling besar di Asia Tenggara. Selain itu, konsep yang ditawarkan Samsung pun berbeda dari berbagai toko fisik yang lain, yakni penggabungan pusat peraga gadget dengan kafe.
"Ini toko kami yang terbesar se-Asia Tenggara, dibangun dengan luas sekitar 500 meter persegi dan ada kafe di dalamnya," terang Marketing Director IT & Mobile Business SEIN, Vebbyna Kaunang di sela pembukaan GIES, di Jakarta, Jumat (29/9/2017) lalu.
Kafe yang dimaksud Vebbyna adalah Caribou Coffee, sebuah kedai kopi dari Minnesota, yang diletakkan di bagian belakang GIES.
Selain bekerja sama dengan Caribou Coffee, Samsung juga menggandeng PT Nusa Abadi Sukses Artha (NASA), yang merupakan anak usaha Erajaya Group.
Di GIES, pengunjung bisa menjajal berbagai gadget buatan perusahaan Korea Selatan itu, berurusan dengan layanan purna jual, atau sekadar bersantai duduk sambil minum kopi.
Samsung memamerkan cukup banyak gadget di sana, di antaranya adalah tablet Galaxy Tab S3, Galaxy Tab S2, Galaxy Tab A layar 7 inci dan smartphone Samsung Galaxy Note 8.
Kemudian ada juga satu sudut khusus yang disediakan untuk menjajal teknologi virtual reality (VR). Pengunjung bisa duduk di kursi khusus dan memakai headset Samsung Gear VR untuk mencobanya.
Saat ini, baru ada satu toko GIES saja di Jakarta. Namun, Samsung tak menutup kemungkinan akan membuka toko serupa di berbagai daerah di Tanah Air.
"Kami akan lihat dulu nanti. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk membuka lagi yang seperti ini," pungkas Vebbyna.
 
PenulisYoga Hastyadi Widiartanto
EditorReska K. Nistanto

Persaingan Kian Ketat, Peretail Konvensional Kebut Bisnis Online

Sabtu, 16 September 2017 12:45 WIB

Pekerja menyiapkan barang pesanan pelanggan untuk dikirim di gudang situs belanja online mataharimall.com di Jakarta, 10 Desember 2015. Tahun ini, sebanyak 140 e-commerce akan memberikan diskon hingga 90% dengan nilai total diskon diperkirakan mencapai Rp 120 miliar. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia Roy Nicholas Mandey mengatakan perilaku konsumen yang kini lebih banyak berbelanja melalui Internet bakal menekan bisnis retail konvensional. “Meski jumlah produk yang dijual secara online masih terbatas, peretail harus segera menyiapkan layanan penjualan online,” ujarnya, Jumat, 15 September 2017.
Pergeseran pola belanja konsumen dari konvensional ke online nyatanya telah berdampak pada usaha retail konvensional. Sejumlah perusahaan mulai menutup gerainya. Manajemen PT Matahari Department Store Tbk, misalnya, akan menutup dua gerainya di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai, Jakarta Selatan, pada akhir bulan ini.
Baca: Gerai Ditutup, Manajemen Matahari: Bukan Terpukul Bisnis Online
Sekretaris Perusahaan Matahari Department Store Miranti Hadisusilo mengatakan penutupan dilakukan karena kedua gerai tersebut sepi pembeli. ”Akibatnya, kinerja kedua gerai tidak sesuai dengan target,” katanya.
Persoalan yang sama pernah dihadapi PT Hero Supermarket Tbk pada 2015. Ketika itu, Hero menutup beberapa gerainya karena kondisi perseroan sedang sulit. ”Pada 2015 kami merasionalisasi toko,” ujar Presiden Direktur Hero Stephane Deutsch, kemarin. Saat ini, perusahaan tersebut mulai mengembangkan usaha dari konvensional ke sistem online. 
Stephane menjelaskan, kini Hero tidak lagi menggunakan pendekatan konservatif dalam memenuhi kebutuhan serta pelayanan kepada konsumen. ”Tim kami sedang memformulasikan pendekatan yang tepat untuk e-commerce,” kata dia.
Ekspansi pasar melalui penjualan online juga dilakukan PT Matahari Putra Prima Tbk melalui Hypermart. ”Ini lebih pada melengkapi bisnis retail kami karena adanya tren belanja online,” kata juru bicara Matahari Putra Prima, Fernando Repi.
ALI N.Y. | GHOIDA RAHMAH

Read more at https://bisnis.tempo.co/read/909654/persaingan-kian-ketat-peretail-konvensional-kebut-bisnis-online#rqRQbL3XYRhYu7VZ.99

Sejak 2015 Performa Bisnis Ritel di Indonesia Di Bawah Normal

Reporter: Muhammad Hendartyo
Editor: Martha Warta
Selasa, 17 Oktober 2017 11:23 WIB


Sejak 2015 Performa Bisnis Ritel di Indonesia Di Bawah Normal
Bisnis ritel di Indonesia. Tempo/Seto Wardhana
TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Asosiasi Pelaku Ritel Indonesia atau Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan sejak 2015 bisnis ritel di Indonesia mengalami performa di bawah normal.
"Ritel berjaya pada 2012. Pada 2011 hingga 2012, ritel kita bisa bertumbuh 14 sampai 15 persen," kata Roy Nicholas Mandey saat ditemui di hotel The Hermitage Menteng, Jakarta, Senin, 16 Oktober 2017.
Menurut Roy, bisnis ritel normalnya bertumbuh 2,5 sampai 3 kali pertumbuhan ekonomi. Roy melihat pertumbuhan retail hingga semester I pada 2017 sebesar 3,7 persen.
Ia memprediksi hingga akhir tahun akan mencapai 7,5 sampai 8 persen. "Di bawah dari semester II 2016 yang tumbuh 9 persen," kata Roy.

Ia masih berharap agar pertumbuhan dapat mencapai 9 persen sama seperti dengan 2016. "Namun kalau pun kenyataannya harus terjadi masih bertumbuh tapi, melambat," kata Roy.
Lebih rendahnya pertumbuhan tersebut menurut Roy disebabkan, karena beberapa hal seperti harga komoditas yang tidak bertambah, upah segmen menengah ke bawah tidak berubah, dan terjadi pergeseran perubahan perilaku belanja.
Perilaku belanja yang tadinya dengan keranjang ukuran besar, sekarang konsumen belanja dengan ukuran keranjang yang kecil, karena sudah banyak layanan jemput barang.
Menurut Roy orang sekarang sudah tidak lagi ke toko, cukup pesan online atau dengan jasa jemput barang yang tersedia dalam aplikasi transportasi daring
"Pola belanja yang berubah itu membuat costumer tidak belanja bulanan, tp belanja secukupnya sesuai kebutuhan saja," kata Roy.
Roy melihat industri sekarang dari data 2016 masih 1,4 persen transaksi online dari pada total offline. "Jadi retail online itu dengan total lebih kurang 97,3 user internet hanya 8,7 juta yang transaksi, data terakhir hampir 9 juta transaksi," kata Roy
Kemudian menurut Roy kalau mereka transaksi setahun 5 juta maka total yang mereka kumpulkan baru sekitar 1,4 persen dari US$ 350 miliar market cap offline ritel di Indonesia menurut GRD Global Retail Development. "Kalau 1,4 persen berarti baru sekitar US$ 4,9 juta online," kata Roy.
Roy mengatakan masih memungkinkan kejayaan pada 2012 dapat kembali terjadi. "Mungkin saat memasuki dasawarsa pemerintahan yang baru yang kedua," kata Roy.
Menurut Roy saat ini Indonesia memasuki tahun politik harga komoditas tidak berubah masih lemah, daya serap global untuk komoditas kita juga masih lemah. "Sehingga untuk bisa kembali di kembali di tahun 2012 kami belum melihat pointernya, setelah 2019 itu akan semakin baik," kata dia.
HENDARTYO HANGGI

Read more at https://bisnis.tempo.co/read/1025407/sejak-2015-performa-bisnis-ritel-di-indonesia-di-bawah-normal#065f0JtQOYcPvkCg.99

Ritel Modern Pasok Warung, Aturan Selesai Bulan Ini

Reporter: Bisnis.com
Editor: Anisa Luciana
Rabu, 4 Oktober 2017 19:09 WIB

Supermarket. TEMPO/Dinul Mubarok
TEMPO.CO, Jakarta - Peraturan kemitraan antara ritel modern dan pedagang tradisional ditargetkan selesai bulan Oktober ini. Dengan kemitraan itu, nantinya peritel modern wajib menjadi pemasok bagi pedagang tradisional.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan penyusunan konsep kemitraan tersebut masih berlangsung dan dilakukan bersama Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
“Sebelum dimasukkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern, disusun dulu Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag). Iya [Permendag keluar Oktober],” ujarnya seusai menghadiri Ngobrol Pemerataan Ekonomi #2: Meningkatkan Daya Saing Sektor Ritel Melalui Sinergi Antara Ritel Tradisional, Modern, dan E-commerce, Rabu, 4 Oktober 2017.
Meski ritel modern diharuskan menjadi supplier, namun pedagang tradisional dibebaskan untuk mengambil barang dari mana saja. Dengan demikian, peritel tradisional akan memiliki alternatif sumber pasokan barang yang lebih banyak dengan harga yang lebih murah.
BISNIS

Read more at https://bisnis.tempo.co/read/1022022/ritel-modern-pasok-warung-aturan-selesai-bulan-ini#qC8D3pIg7xzR4TqT.99

Sektor Ritel Lesu, Lotte Mart Tak Yakin Capai Target

Reporter: Tempo.co
Editor: Dewi Rina Cahyani
Kamis, 20 Juli 2017 07:00 WIB


Pengunjung melakukan transaksi usai belanja di Lotte Mart Jakarta, Minggu (2/9). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Lotte Mart Indonesia dan PT Lotte Shopping Indonesia, Joseph V. Buntaran, tak yakin sektor ritel bisa tumbuh sesuai target tahun ini. Dia menargetkan ritel tumbuh sebesar 12-13 persen.
Joseph menyatakan dirinya bukan pesimistis. "Tapi sebagai orang yang agak realistis, saya menilai sepertinya agak susah mencapai target," kata dia di Menara Standard Chartered, Jakarta, Rabu, 19 Juli 2017.
Menurut dia, kondisi sektor ritel di Indonesia kini sedang sulit. Salah satu penyebabnya adalah daya beli masyarakat yang rendah. Pada tiga minggu awal Juni saja, data Nielsen Retail Establishment Survey menunjukkan pertumbuhan ritel secara nasional hanya 3 persen. Padahal periode merupakan masa panen sektor ritel karena masuk waktu ramadan dan lebaran. Joseph mencatat pertumbuhan di periode tersebut biasanya bisa mencapai 11-12 persen.
Namun Joseph menyatakan sektor ritel bukan tanpa harapan. Kondisi Indonesia saat ini dinilai membaik. "Secara makro ekonomi juga dalam kondisi baik, rasio utang membaik," kata dia. Program prioritas Presiden Joko Widodo yang berfokus di sektor infrastruktur juga disebut sebagai sentimen positif.

Dari internal, Joseph menyatakan perusahaan mencoba menerapkan beragam strategi untuk terus berkembang. Dia menganut tiga strategi bisnis ritel yang disebutnya 3C. "Capital, competitivenes, dan credibility," ujarnya.
Dia mengatakan capital alias modal berperan penting baru pertumbuhan perusahaan. Bagi perusahaan seperti Lotte Mart yang baru berdiri pada 2010, modal yang kuat menjadi kunci ekspansi. Lotte berupaya menggandeng berbagai pihak untuk menjalin kemitraan sehingga perusahaan mendapat jaminan keuangan.
Dari segi kompetitif, Lotte berupaya menawarkan harga yang menarik. Sementara dari sisi kredilibitas, salah satu upaya Lotte adalah memberikan kemudahan kepada pemasoknya. Caranya dengan memberikan layanan Early Payment Program. Dalam program tersebut, pemasok bisa mendapat pembayaran lebih cepat dari waktu jatuh tempo.
Lotte juga mengandalkan pertumbuhan dari pembukaan gerai baru. Tahun ini, Lotte membuka satu gerai ritel Lotte Mart baru di Surabaya. Pembukaan gerai diharapkan mendorong pertumbuhan. Pasalnya, pertumbuhan sektor ritel tahun lalu bisa tumbuh 12-13 persen, salah satunya karena disebabkan penambahan gerai.
VINDRY FLORENTIN

Read more at https://bisnis.tempo.co/read/892847/sektor-ritel-lesu-lotte-mart-tak-yakin-capai-target#9jBYczIjg50LWU68.99

Pengusaha Ritel Jelaskan Penyebab Ramayana Tutup Gerai

Reporter: Tempo.co
Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat tnr
Jumat, 1 September 2017 00:36 WIB


Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita melakukan sidak ke pasar ritel modern untuk memastikan harga eceran tertinggi di Carefour Dutamerlin, Jakarta, 12 April 2017. TEMPO/Richard Andika
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Tutum Rahanta membenarkan PT Ramayana Lestari Sentora, menutup beberapa gerai pusat perbelanjaannya. "Iya itu sudah ada informasi resminya. Dan memang sudah tercantum jelas (menutup gerai supermarketnya)," kata Tutum, Kamis, 31 Agustus 2017.
Berdasarkan informasi yang diterima Tutum, Ramayana menutup beberapa supermarketnya karena ingin mengubah tata letak dan membuat format baru. "Mereka mau relayout (mengubat tata letak) dan reformat," ujarnya. "Terkait penutupan itu karena rugi atau tidak belum bisa dipastikan. Yang pasti informasi resmi mereka hanya ingin relayout dan reformat supermarketnya."
Sejauh ini, Tutum belum pernah melihat upaya pemerintah untuk membantu bisnis ritel di Indonesia. Padahal, tahun ini bisnis ritel sedang lesu. "Tidak pernah ada upaya pemerintah untuk membantu campur tangan. Seharusnya pemerintah yang paling peduli."

Rencananya Ramayana akan menutup delapan gerainya di Indonesia. Satu diantaranya adalah supermarket Ramayana Mall Pontianak di Jalan Tanjungpura Pontianak, yang akan ditutup. "Supermarket Ramayana Pontianak operasionalnya hanya berlangsung hingga Agustus ini," kata Supervisor Area Ramayana Mal Pontianak Marta Hutabarar seperti yang dikutip Antara, Senin lalu.

Iya itu informasi resmi memang sudah tercantum jelas, mereka mau relayout dan reformat, karena memang menutup punya outlet yang memang itu, supermarketnya. Terkait penutupan itu karena rugi atau tidak belum bisa dipastikan, soal online tidak online, ada akibat dari kami seakan" menutup toko,
Alasan penutupan supermarket Ramayana karena managemen mengalami kerugian. Alhasil, managemen memilih menutup khusus supermarket saja. Ia mengatakan terkait alih tempat menjadi bisnis lain juga belum diketahui.
"Tempat pasca-supermarket untuk bisnis lain dan sebagainya kami tidak tahu. Kami hanya menunggu perintah selanjutnya dari manajemen," kata Marta.
Pantauan Tempo, Kamis, 31 Agustus 2017, Ramayana di kawasan Kebayoran, tanpak sepi. Jumlah pegawai terlihat dua sampai tiga kali lipat lebih banyak dari pengunjung yang datang.
"Total karyawan di sini ada 200 orang," kata petugas informasi yang tidak mau menyebutkan namanya. Ia telah mendengar bahwa perusahaan menutup beberapa supermarket Ramayana. "Iya kami dengar. Tapi, karakteristik setiap gerai kan berbeda. Ramayana Kebayoran belum dengar saya ada rencana ditutup."
IMAM HAMDI

Read more at https://bisnis.tempo.co/read/905058/pengusaha-ritel-jelaskan-penyebab-ramayana-tutup-gerai#CDhmAIkYYuqLyiLR.99

Persaingan Retail Kian Sengit, Begini Strategi Grup Hero

GHOIDA RAHMAH
Sabtu, 16 September 2017 16:49 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha retail mulai menjajaki sistem penjualan online untuk mendorong kinerja dan performa perusahaan. Tak terkecuali PT Hero Supermarket Tbk.
Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk. Stephane Deustch mengatakan pihaknya tak lagi menggunakan pendekatan yang konservatif dalam memenuhi kebutuhan serta pelayanan untuk konsumen. "Tim kami sedang memformulasikan pendekatan yang tepat untuk e-commerce ini,” ujarnya dalam konferensi pers, di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Jumat, 15 September 2017.

Pernyataan Stephane menanggapi kian sengitnya persaingan di industri retail belakangan ini. Tak sedikit peretail yang memilih menutup gerai-gerainya yang dianggap tak lagi menguntungkan. “Sekarang sudah ada banyak model yang berkembang di Indonesia. Ada yang berjalan baik dan belum baik juga," ujar Stephane.
Hero, kata Stephane, juga mulai melirik platform penjualan online untuk dikembangkan di kemudian hari. Tak tertutup kemungkinan lima brand retail dari Grup Hero itu juga akan mendorong penjualan online-nya.
Dari kelima brand Grup Hero yakni Giant Ekstra, Giant Express, Hero Supermarket, Guardian, dan IKEA, baru IKEA yang telah menerapkan sistem penjualan online melalui pembukaan IKEA Distribution Point di Bogor dan Bintaro. Guardian juga sedang berfokus pada strategi pemasaran digital, selain terus berekspansi membuka toko baru.
Terkait dengan brand penyedia bahan makanan (groceries store), seperti Giant atau Hero Supermarket, Stephane mengatakan akan berusaha mencari solusi alternatif untuk menjawab kebutuhan konsumen dan menambah keuntungan bagi perusahaan termasuk melalui penjualan online. "Memang sudah ada banyak perubahan di masyarakat bagaimana cara mereka mendapatkan makanan dan minuman saat ini, kami akan menuju ke sana (online), dan tim kami sedang berusaha untuk memberikan solusi itu."
Pada kinerja keuangan semester 1 2017, Stephane melaporkan bisnis makanan masih tetap menjadi tantangan karena kondisi perdagangan yang belum sepenuhnya membaik. "Tapi bisnis non makanan mencatatkan pertumbuhan yang berkelanjutan," ucapnya. Penjualan segmen makanan tercatat turun 6,2 persen, sedangkan non makanan tumbuh hingga 12 persen.
Namun, terlepas dari penjualan tersebut, Stephane berujar laba yang dihasilkan hingga semester 1 tahun ini masih lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu mencapai 25,9 persen. "Aktivitas yang kami lakukan untuk menjaga laba di antaranya terus meningkatkan produktivitas toko dan membantu efisiensi biaya operasional," katanya.
Laba bersih yang dicatatkan Grup Hero hingga semester 1 tahun ini mencapai Rp 71 miliar, sedangkan total pendapatan menurun dari sebelumnya Rp 7,2 triliun menjadi Rp 6,9 triliun. "Dari total pendapatan ini 85 persen masih dari Giant dan Hero, sisanya baru dari Guardian dan IKEA," ucap Stephane.


Read more at https://bisnis.tempo.co/read/909700/persaingan-retail-kian-sengit-begini-strategi-grup-hero#m3JFrUYwuW7qSpO0.99

Pangkas Rantai Distribusi, Toko Tani Indonesia Masuki E-Commerce

Reporter:
M Julnis Firmansyah
Editor:
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 15 Oktober 2017 13:53 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, mengatakan Toko Tani Indonesia (TTI) akan memasuki dunia e-commerce sebelum akhir tahun ini. Menurut dia, hal tersebut merupakan salah satu cara TTI membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok yang murah karena terjadi pemotongan alur distribusi yang efisien.
Adapun skema pembelian barang melalui toko online TTI, yakni pelanggan akan menggunakan aplikasi untuk memesan di TTI, lalu selanjutnya TTI akan menghubungi distributor terdekat dengan lokasi pelanggan untuk mengirimkan barang. "Dengan demikian, alur distribusi barang hanya akan terjadi pada 3 tahap, yaitu petani sebagai produsen, TTI sebagai distributor, dan kosumen," ujarnya saat jumpa wartawan di Toko Tani Indonesia, Jakarta Selatan, Ahad, 15 Oktober 2017.

Agung menjelaskan selama ini harga bahan pokok bisa tidak menentu karena alur distribusi saat ini ada 8 tahap. Ia mengatakan di setiap tahap tersebut harga akan menjadi semakin mahal.

Sebelumnya TTI sudah bekerja sama dengan Go-Jek. Namun dari Mei - September, transaksinya hanya mencapai Rp 25 juta. Sehingga menurut Agung perlu ada kerja sama dengan e-commerce lain untuk merambah dunia retail secara online.
Manfaat lain dari masuknya TTI ke dunia online, menurut Agung, pemerintah tidak perlu menyediakan gudang penyimpanan, karena barang akan langsung dikirim dari produsen kepada konsumen.
Selain itu kontrol harga juga akan semakin baik karena berada dalam pengawasan penuh. "Kalau ada pedagang TTI yang jual di atas harga rekomendasi, saya kenakan sanksi," ujarnya.
Agung mengklaim hingga hari ini TTI sudah tersebar di 2.839 di 32 provinsi di Indonesia, dan sebanyak 1.113 di Jabodetabek. Dengan jumlah tersebut dan masuknya TTI ke dalam ranah e-commerce, ia optimistis bisa menjadikan TTI sebagai pusat distribusi bahan pangan pokok di Indonesia. "Setiap tahun akan ditambah 500 petani binaan, tahun ini sudah melebihi target dari 1.000 binaan," ujarnya.

https://bisnis.tempo.co/read/1024870/pangkas-rantai-distribusi-toko-tani-indonesia-masuki-e-commerce#JlDeZx3gg4Oh189e.99

Jumat, 08 September 2017

Daya beli menurun pada Lebaran 2017 (Aprindo)

Senin, 26 Juni 2017 | 20:48 WIB

https://bisnis.tempo.co/read/news/2017/06/26/090887425/apindo-lebaran-2017-daya-beli-warga-melemah-penjualan-menurun

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa hampir semua perusahaan ritel mengeluhkan turunnya daya beli masyarakat pada Lebaran tahun ini. Penjualan berbagai produk, kata dia, jauh menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Ukurannya memang pada saat hari raya Idul Fitri. Hampir semua pengusaha mengeluh ada penurunan yang cukup signifikan dibanding tahun lalu," kata Hariyadi di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin, 26 Juni 2017.
Hariyadi mencontohkan, untuk produk batik, pengusaha menyatakan bahwa penjualan mengalami penurunan hingga 20 persen dibandingkan tahun lalu. "Mereka mengeluhkan, ini baru pertama kalinya drop sekali," ujarnya.
Turunnya daya beli, menurut Hariyadi, terjadi karena menyusutnya tenaga kerja formal. Menurut data Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, kata Hariyadi, surplus antara peserta yang masuk dan yang keluar kecil, di bawah 20 ribu per April 2017.
"Kalau jumlah angkatan kerja baru adalah dua juta orang lebih, berarti kecil sekali penyerapannya. Ini harus diperhatikan pemerintah. Kalau terjadi penyusutan jumlah pekerja formal, otomatis daya beli terpengaruh karena relatif yang punya daya beli besar adalah pekerja formal," ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berujar perkembangan ritel memang kemungkinan tidak setinggi beberapa waktu terakhir. "Tapi transformasi di sektor ritel ini sangat cepat sehingga pasti ada yang mulai melambat dan ada yang cepat."

Menurut Darmin, apabila ekspor pulih, terutama ekspor hasil perkebunan, konsumsi masyarakat juga ikut pulih. "Memang 2011-2014 berat. Dampaknya masih ada. Tapi di pihak lain ekspor mulai hidup," ujar mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut.

Selasa, 16 Mei 2017

Kita Mart

KITA MART,
Pelopor Mini market Berbasis Komunitas


“Mengapa Ummat HARUS Memilih KITA MART, bukan yang lain ?”

Pertanyaan tersebut kerap muncul setiap kali Saya diundang untuk mensosialisasikan KITA MART maupun saat memberikan ceramah dan kuliah umum baik di masjid, kampus, maupun perusahaan.

Setelah bergelut lebih 4 bulan sejak Januari 2017 bersama dengan tim di MTW membidani kelahiran KITA MART, konsultasi panjang kepada banyak ahli seperti pemilik sekaligus pendiri Wardah Cosmetic Ibu Nurhayati Subakat dan Pak Subakat, Pakar Branding Pak Bi dan Pakar Komunikasi Media Pak Ndang Sutisna, beberapa pemilik DC (Distribution Center) dan Konsultan Retail ternama, akhirnya KITA MART pertama lahir di wilayah Jati Asih, Bekasi, pada tanggal 29 Maret 2017 yang kemudian diikuti oleh  KITA MART Bojong Kulur yang didirikan dan dimiliki hampir 600 orang dan direalisasikan dalam waktu hanya 10 hari sejak pertemuan yang diwakili pendiri lebih dari 70 Badan Kontak Masjid dan Musholla.

Ketika berpikir bisnis tentu saja kita tidak bisa hanya mengandalkan emosi sesaat. Bisnis memiliki pakem dan aturan yang sudah baku (business as usual) dan memiliki Faktor Kunci Sukses (KSF) di industrinya masing-masing untuk menang dalam persaingan.

Ketika KITA MART memutuskan masuk ke industri retail (Mini Market) kita langsung berhadapan dengan dua raksasa,”Si Merah dan Si Biru” yang telah menguasai pasar dan jumlahnya lebih 37.000 outlet dengan seperangkat teknologi, dana trilyunan serta pengusaan industri dari hulu ke hilir. Bagaimana KITA MART bisa menang bersaing? Atau katakanlah bisa hadir dan tetap bertahan serta sustain di tengah masyarakat.

Keadaan ini memaksa Saya untuk berfikir keras memecahkan masalah ini. ALHAMDULILLAH dengan izin Allah, Saya menemukan beberapa Strategi Bersaing (Competitive Advantage) yang merupakan Value Creation dari KITA MART.

Satu hal yang menjadi kekuatan kita adalah Ummat. Ummat yang besar sebagai kekuatan purchasing power parity (kekuatan daya beli) itu yang harus kita jaga. Terbukti ketika ummat serentak teriak”Boikot SARI ROTI !”, maka Sari Rotipun limbung. Masalahnya Kita tidak memiliki solusi alternatif sebagai pengganti Sari Roti. Padahal apabila saat itu ummat memilik substisusi pengganti Sari Roti, maka bisa dipastikan merek roti milik ummat akan tumbuh besar.

Meskipun begitu Ummat tidak boleh terus-menerus menjadi objek ekonomi, target produsen yang hanya memperkaya segelintir orang saja dan agar kekayaan tidak beredar hanya dikalangan orang tertentu, untuk itu Ummat perlu dilibatkan tidak hanya sebagai konsumen tapi juga produsen, bahkan sekaligus PEMILIK. Untuk itulah KITA MART hadir di tengah ummat. Dan itulah inti dari SHARING ECONOMY yg menjadi inti dari ekonomi syariah.

Berikut 10 Value Proposition KITA MART yang membedakannya dengan mini market lainnya:

1.100 halal – Tidak menjual barang yang syubhat apalagi haram seperti rokok, kontrasepsi

2.Low entry barier – Biaya pembukaan gerai yang murah, hanya dengan Rp.175 juta ummat sudah bisa memiliki KITA MART bahkan bisa patungan secara berjama’ah

3.Bebas Franchise Fee & Royalti Fee – Tidak dikenakan biaya franchise dan royalti fee selama-lamanya

4.Organic Business – Tetap  dilakukan survey dan harus sesuai dengan kriteria pembukaan gerai, tidak semata punya uang dan tempat

5.Community Base – Dimiliki oleh komunitas atau jama’ah berjumlah belasan, puluhan, bahkan ratusan yang WAJIB menjadi pembeli bulanan

6.Ulama Sebagai Endorsers – Menjadikan ulama dan tokoh masyarakat sembagai endorser atau juru bicara agar ummat berlanja di KITA MART (Target Kami akan bekerjasama dengan 1000 ulama dan ustadz se-Indonesia). Dan sebagai konsekwensinya, tentu saja KEUNTUNGAN dari KITA MART harus dirasakan dan didistribusikan bagi dhuafa di sekitar outlet juga dirasakan oleh para ulama dan ustadz sebagai Kafalah Du’at.

7.Dari, Oleh & Untuk UMMAT – Terdapat pojok UMKM dimana ummat dan jama’ah sebagai pemilik KITA MART dapat menjadi supplier ke KITA MART, serta tidak mematikan warung kecil bahkan menjadikan KITA MART sebagai distributor ke warung kecil.

8.Transparansi  & Profit Sharing Mingguan – Menggunakan application teknologi memungkinkan pemilik (individu maupun jama’ah) dapat mengetahui secara real time penjualan saat itu juga, profit retail saat itu juga dan bagi hasil yang diperoleh saat itu juga. Bagi hasil dapat dibagikan tiap minggu atau tiap bulan dan HARUS di Masjid yang didahului dengan Majelis Ta’lim, Laporan Keuangan KITA MART, baru pembagian keuntungan usaha.

9.Islamic Value – Karyawan berpenampilan dan berperilaku Islami, retail tutup 5 menit menjelang adzan

10.Multiple Source of Income– di KITA MART investor tidak saja memperoleh penghasilan dari penjualan barang kebutuhan sehari-hari yang dijual di KITA MART, tapi Kami telah mendesain beragam penghasilan yang akan diperoleh investor dari toko KITA MART. Dengan demikian sustainability (keberlangsungan) dan keuntungan (profitability) dari investor terjamin.


Ust.Valentino Dinsi, MM, MBA


  1. Pimpinan MTW (Majelis Ta’lim Wirausaha)
  2. Founder KITA MART – Pelopor Minimarket Berbasis Komunitas
  3. Ketua Umum JPMI, Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia
  4. Dewan Pakar DPP ICMI, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia
  5. Chairman IMBC, International Muslim Business Connection
  6. Dapat dihubungi di 0815 1414 4583
  7. Untuk membuka KITA MART hubungi CEO KITA MART Bpk.Sujana di 0812 3044 611




Silahkan SHARE bila dirasa ini bermanfaat. Dukung dan sebarkan kebaikan ini ke semua saudara-saudara dan sahabat Anda, ajaklah mereka berpartisipasi dalam kebaikan. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Barang siapa mengajak kepada suatu kebaikan, maka ia mendapat pahala seperti orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi sedikitpun pahala-pahala mereka. Dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia akan mendapat dosa seperti orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi sedikitpun dosa-dosa


Sumber: www.mtw.or.id/mengapa-ummat-harus-memilih-kita-mart-bukan-yang-lain/

Pembukaa Gerai 411Mart

Pembukaa Gerai 411Mart

"Saat ini Ummat Islam Bukan cuma kumpulan saja, Ummat telah Menjadi Barisan..dan Barisan inilah yang telah menjadi Kekuatan"
(UBN, Masjid Istiqlal, 5 Mei 2017)

Kekuatan Baru dalam Wadah Bisnis Ekonomi Ummat ini telah hadir Dalam wadah 411mart , muslimart yang telah buka dari 212 (21 Februari 2017) yang kini telah memiliki 3 Gerai : Serpong Park, Pamulang, dan Jelupang

Wujud nyata perjuangan UMMAT untuk mandiri dalam melayani UMMAT dengan konsep Ritel Modern yang terus berkembang dan tumbuh ini, kini Siap UNTUK MEMBUKA GERAI KE 4,
Mengajak Saudara2 Untuk Bergabung bersama kami:  JBB Group, sebuah Perusahaan (PT) yang eksis dengan pengalamanan dalam Grocery & Retail Business

Ayoo , telah terbukti kehadiran 411mart,
Dan kini saatnya Ummat bergabung , dengan 411mart Gerai ke4.

Sekarang saatnya:
Kalau bukan KITA siapa lagi?
Kalau bukan sekarang, KAPAN LAGI?

GABUNG SEGERA KARENA HANYA 5 HARI KAMI MEMBUKA KESEMPATAN INVESTASI DALAM PEMBUKAAN 411MART KE 4 INI:

ADD LINK INI
https://chat.whatsapp.com/HyFPDIZ42rvL0TXVi2AwlI


Lokasi 411 Mart Pamulang

https://goo.gl/maps/SKTR51T8mPK2Bergabung ke gr

Training Retail Modern

Seminar  Cara Cerdas Berbisnis Toko Modern

Bagi Anda yang ingin membuka atau mengembangkan bisnis retail (toko), apapun jenisnya, seminar berikut sangat layak Anda hadiri.

Pembicara :
Mr. ISWARIN RETAILMAN : Pengusaha Toko Modern dari Batam, Konsultan Toko Modern Nasional, Berpengalaman lebih dari 20 tahun, Mantan GM Minimarket Modern terbesar di Indonesia.

TEMPAT ACARA :
Hotel Maharaja, Jl Kapten Piere Tendean no 01 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
Sabtu, 13 Mei 2017
Jam 13.00-17.00 WIB
*Kelas Lanjutan, Minggu  14 Mei 2017

BIAYA
Untuk Umum : Rp. 150.000,-
Mendaftar berdua : Rp. 250.000,-
Pembayaran pada hari H : Rp. 200.000,-

Cara daftar :
Transfer biaya pendaftaran ke BCA no 0111-835-518 an. AL ARIF,  Konfirmasikan pembayaran SMS/WA ke0812 9349 7478

JANGAN LEWATKAN PELUANG BISNIS INI....

INFO PENDAFTARAN MAKSINDO ACADEMY :
Toko Maksindo pusat jl. raya cakung cilincing km. 2 komplek pergudangan green sedayu biz park gs1 no. 2 telp. 021 - 29832085 hp/wa: 0812 9349 7478 pin bb : 587592f3

INFO LENGKAP
Hub Ibu Ria : 0812 9349 7478 / Bpk. Sofyan : 0813 8250 8926