Selasa, 16 Mei 2017

Kita Mart

KITA MART,
Pelopor Mini market Berbasis Komunitas


“Mengapa Ummat HARUS Memilih KITA MART, bukan yang lain ?”

Pertanyaan tersebut kerap muncul setiap kali Saya diundang untuk mensosialisasikan KITA MART maupun saat memberikan ceramah dan kuliah umum baik di masjid, kampus, maupun perusahaan.

Setelah bergelut lebih 4 bulan sejak Januari 2017 bersama dengan tim di MTW membidani kelahiran KITA MART, konsultasi panjang kepada banyak ahli seperti pemilik sekaligus pendiri Wardah Cosmetic Ibu Nurhayati Subakat dan Pak Subakat, Pakar Branding Pak Bi dan Pakar Komunikasi Media Pak Ndang Sutisna, beberapa pemilik DC (Distribution Center) dan Konsultan Retail ternama, akhirnya KITA MART pertama lahir di wilayah Jati Asih, Bekasi, pada tanggal 29 Maret 2017 yang kemudian diikuti oleh  KITA MART Bojong Kulur yang didirikan dan dimiliki hampir 600 orang dan direalisasikan dalam waktu hanya 10 hari sejak pertemuan yang diwakili pendiri lebih dari 70 Badan Kontak Masjid dan Musholla.

Ketika berpikir bisnis tentu saja kita tidak bisa hanya mengandalkan emosi sesaat. Bisnis memiliki pakem dan aturan yang sudah baku (business as usual) dan memiliki Faktor Kunci Sukses (KSF) di industrinya masing-masing untuk menang dalam persaingan.

Ketika KITA MART memutuskan masuk ke industri retail (Mini Market) kita langsung berhadapan dengan dua raksasa,”Si Merah dan Si Biru” yang telah menguasai pasar dan jumlahnya lebih 37.000 outlet dengan seperangkat teknologi, dana trilyunan serta pengusaan industri dari hulu ke hilir. Bagaimana KITA MART bisa menang bersaing? Atau katakanlah bisa hadir dan tetap bertahan serta sustain di tengah masyarakat.

Keadaan ini memaksa Saya untuk berfikir keras memecahkan masalah ini. ALHAMDULILLAH dengan izin Allah, Saya menemukan beberapa Strategi Bersaing (Competitive Advantage) yang merupakan Value Creation dari KITA MART.

Satu hal yang menjadi kekuatan kita adalah Ummat. Ummat yang besar sebagai kekuatan purchasing power parity (kekuatan daya beli) itu yang harus kita jaga. Terbukti ketika ummat serentak teriak”Boikot SARI ROTI !”, maka Sari Rotipun limbung. Masalahnya Kita tidak memiliki solusi alternatif sebagai pengganti Sari Roti. Padahal apabila saat itu ummat memilik substisusi pengganti Sari Roti, maka bisa dipastikan merek roti milik ummat akan tumbuh besar.

Meskipun begitu Ummat tidak boleh terus-menerus menjadi objek ekonomi, target produsen yang hanya memperkaya segelintir orang saja dan agar kekayaan tidak beredar hanya dikalangan orang tertentu, untuk itu Ummat perlu dilibatkan tidak hanya sebagai konsumen tapi juga produsen, bahkan sekaligus PEMILIK. Untuk itulah KITA MART hadir di tengah ummat. Dan itulah inti dari SHARING ECONOMY yg menjadi inti dari ekonomi syariah.

Berikut 10 Value Proposition KITA MART yang membedakannya dengan mini market lainnya:

1.100 halal – Tidak menjual barang yang syubhat apalagi haram seperti rokok, kontrasepsi

2.Low entry barier – Biaya pembukaan gerai yang murah, hanya dengan Rp.175 juta ummat sudah bisa memiliki KITA MART bahkan bisa patungan secara berjama’ah

3.Bebas Franchise Fee & Royalti Fee – Tidak dikenakan biaya franchise dan royalti fee selama-lamanya

4.Organic Business – Tetap  dilakukan survey dan harus sesuai dengan kriteria pembukaan gerai, tidak semata punya uang dan tempat

5.Community Base – Dimiliki oleh komunitas atau jama’ah berjumlah belasan, puluhan, bahkan ratusan yang WAJIB menjadi pembeli bulanan

6.Ulama Sebagai Endorsers – Menjadikan ulama dan tokoh masyarakat sembagai endorser atau juru bicara agar ummat berlanja di KITA MART (Target Kami akan bekerjasama dengan 1000 ulama dan ustadz se-Indonesia). Dan sebagai konsekwensinya, tentu saja KEUNTUNGAN dari KITA MART harus dirasakan dan didistribusikan bagi dhuafa di sekitar outlet juga dirasakan oleh para ulama dan ustadz sebagai Kafalah Du’at.

7.Dari, Oleh & Untuk UMMAT – Terdapat pojok UMKM dimana ummat dan jama’ah sebagai pemilik KITA MART dapat menjadi supplier ke KITA MART, serta tidak mematikan warung kecil bahkan menjadikan KITA MART sebagai distributor ke warung kecil.

8.Transparansi  & Profit Sharing Mingguan – Menggunakan application teknologi memungkinkan pemilik (individu maupun jama’ah) dapat mengetahui secara real time penjualan saat itu juga, profit retail saat itu juga dan bagi hasil yang diperoleh saat itu juga. Bagi hasil dapat dibagikan tiap minggu atau tiap bulan dan HARUS di Masjid yang didahului dengan Majelis Ta’lim, Laporan Keuangan KITA MART, baru pembagian keuntungan usaha.

9.Islamic Value – Karyawan berpenampilan dan berperilaku Islami, retail tutup 5 menit menjelang adzan

10.Multiple Source of Income– di KITA MART investor tidak saja memperoleh penghasilan dari penjualan barang kebutuhan sehari-hari yang dijual di KITA MART, tapi Kami telah mendesain beragam penghasilan yang akan diperoleh investor dari toko KITA MART. Dengan demikian sustainability (keberlangsungan) dan keuntungan (profitability) dari investor terjamin.


Ust.Valentino Dinsi, MM, MBA


  1. Pimpinan MTW (Majelis Ta’lim Wirausaha)
  2. Founder KITA MART – Pelopor Minimarket Berbasis Komunitas
  3. Ketua Umum JPMI, Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia
  4. Dewan Pakar DPP ICMI, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia
  5. Chairman IMBC, International Muslim Business Connection
  6. Dapat dihubungi di 0815 1414 4583
  7. Untuk membuka KITA MART hubungi CEO KITA MART Bpk.Sujana di 0812 3044 611




Silahkan SHARE bila dirasa ini bermanfaat. Dukung dan sebarkan kebaikan ini ke semua saudara-saudara dan sahabat Anda, ajaklah mereka berpartisipasi dalam kebaikan. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Barang siapa mengajak kepada suatu kebaikan, maka ia mendapat pahala seperti orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi sedikitpun pahala-pahala mereka. Dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia akan mendapat dosa seperti orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi sedikitpun dosa-dosa


Sumber: www.mtw.or.id/mengapa-ummat-harus-memilih-kita-mart-bukan-yang-lain/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar