Selasa, 17 Oktober 2017

Akhir Perjalanan Gerai 7-Eleven

Fiki AriyantiFiki Ariyanti
30 Jun 2017, 21:30 WIB

Sevel Tutup
Warga memasuki kawasan gerai 7-Eleven di kawasan Jalan Kapten Tendean, Jakarta, Sabtu (24/6). Penutupan seluruh gerai 7-Eleven di Indonesia akan dilakukan 30 Juni 2017. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Liputan6.com, Jakarta - Seluruh gerai 7-Eleven di Indonesia akan tutup per 30 Juni 2017. Padahal gerai 7-Eleven ini sempat menjadi tempat primadona bagi anak muda untuk nongkrong.
PT Modern Internasional Tbk melalui anak usahanya PT Modern Sevel Indonesia mengelola gerai 7-Eleven dengan konsep berbeda dari bisnis minimarket lainnya. Perseroan membuka gerai pertama di Bulungan pada akhir tahun 2009.
Mereka menyediakan fasilitas wifi, berbagai macam makanan ringan, dan kopi serta minuman terkenal di gerai 7-Eleven yaitu minuman slurpee. Fasilitas ini mendorong masyarakat terutama anak muda betah nongkrong di gerai 7-Eleven. Konsep ini pula yang membuat sejumlah minimarket lainnya meniru model bisnis 7-Eleven.
Bahkan perseroan sempat menikmati manisnya bisnis dari gerai 7-Eleven. Pada 2014, pendapatan perseroan sempat naik menjadi Rp 1,43 triliun dari periode 2013 sebesar Rp 1,27 triliun. Akan tetapi, laba tahun berjalan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 40,34 miliar pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 49,22 miliar.
Kinerja perseroan pun merosot  pada tahun-tahun berikutnya. Pada 2016, penjualan turun sekitar 27,45 persen dari Rp 1,22 triliun pada 2015 menjadi Rp 891,42 miliar. Perseroan mencatatkan rugi bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk menjadi Rp 636,48 miliar pada 2016 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 58,42 miliar.
Kabar penutupan seluruh gerai 7-Eleven menjelang libur Lebaran itu pun cukup mengejutkan. Di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen PT Modern Internasional Tbk menginformasikan per 30 Juni 2017, seluruh gerai 7-Eleven di bawah manajemen PT Modern Sevel Indonesia yang merupakan salah satu entitas anak perseroan akan menghentikan kegiatan operasional.
Direktur PT Modern Internasional Tbk Chandra Wijaya mengatakan, penutupan seluruh gerai disebabkan oleh keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Perseroan untuk menunjang kegiatan operasional gerai 7-Eleven.
Apalagi setelah rencana transaksi material Perseroan atas penjualan dan transfer segmen bisnis restoran dan convenience store di Indonesia dengan merek waralaba 7-Eleven beserta aset yang menyertainya oleh PT Modern Sevel Indonesia sebagai salah satu entitas anak dari perseroan kepada PT Charoen Pokphand Restu Indonesia batal karena tidak tercapainya kesepakatan atas pihak-pihak yang berkepentingan.
"Hal-hal material yang berkaitan dan yang timbul sebagai akibat dari pemberhentian operasional gerai 7-Eleven ini akan ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku dan akan diselesaikan secepatnya," ujar dia.
Sebelumnya perseroan telah menandatangani business acquisition agreement oleh keduabelah pihak dilakukan pada 19 April 2017 terkait penjualan bisnis 7-ELeven kepada anak usaha PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Penjualan tersebut senilai Rp 1 triliun yang merujuk pada penilaian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) dan uji tuntas pihak pembeli. Namun penjualan itu batal karena tidak ada kata kesepakatan.
Sejumlah gerai 7-Eleven juga sudah ada yang tutup sebelum 30 Juni 2017. Adapun beberapa gerai 7-eleven yang telah tutup antara lain 7-Eleven Senayan, 7-Eleven Ratu Plaza, 7-Eleven Kebayoran Baru, 7-Eleven kawasan Wolter Monginsidi, dan 7-Eleven Jalan Cilandak KKO.
Salah satu karyawan yang ditemui Liputan6.com pun enggan menjelaskan lebih detil alasan penutupan dan rencana usai penutupan gerai 7-Eleven. "Langsung saja ke manajemen mba," tutur dia.
Saat ditanya apakah ada pesangon yang diberikan, ia pun enggan menjawab. "Kami tidak bisa beri informasi itu, itu privasi," ujar dia.

http://bisnis.liputan6.com/read/3007573/akhir-perjalanan-gerai-7-eleven

Tidak ada komentar:

Posting Komentar