Selasa, 17 Oktober 2017

Pangkas Rantai Distribusi, Toko Tani Indonesia Masuki E-Commerce

Reporter:
M Julnis Firmansyah
Editor:
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 15 Oktober 2017 13:53 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, mengatakan Toko Tani Indonesia (TTI) akan memasuki dunia e-commerce sebelum akhir tahun ini. Menurut dia, hal tersebut merupakan salah satu cara TTI membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok yang murah karena terjadi pemotongan alur distribusi yang efisien.
Adapun skema pembelian barang melalui toko online TTI, yakni pelanggan akan menggunakan aplikasi untuk memesan di TTI, lalu selanjutnya TTI akan menghubungi distributor terdekat dengan lokasi pelanggan untuk mengirimkan barang. "Dengan demikian, alur distribusi barang hanya akan terjadi pada 3 tahap, yaitu petani sebagai produsen, TTI sebagai distributor, dan kosumen," ujarnya saat jumpa wartawan di Toko Tani Indonesia, Jakarta Selatan, Ahad, 15 Oktober 2017.

Agung menjelaskan selama ini harga bahan pokok bisa tidak menentu karena alur distribusi saat ini ada 8 tahap. Ia mengatakan di setiap tahap tersebut harga akan menjadi semakin mahal.

Sebelumnya TTI sudah bekerja sama dengan Go-Jek. Namun dari Mei - September, transaksinya hanya mencapai Rp 25 juta. Sehingga menurut Agung perlu ada kerja sama dengan e-commerce lain untuk merambah dunia retail secara online.
Manfaat lain dari masuknya TTI ke dunia online, menurut Agung, pemerintah tidak perlu menyediakan gudang penyimpanan, karena barang akan langsung dikirim dari produsen kepada konsumen.
Selain itu kontrol harga juga akan semakin baik karena berada dalam pengawasan penuh. "Kalau ada pedagang TTI yang jual di atas harga rekomendasi, saya kenakan sanksi," ujarnya.
Agung mengklaim hingga hari ini TTI sudah tersebar di 2.839 di 32 provinsi di Indonesia, dan sebanyak 1.113 di Jabodetabek. Dengan jumlah tersebut dan masuknya TTI ke dalam ranah e-commerce, ia optimistis bisa menjadikan TTI sebagai pusat distribusi bahan pangan pokok di Indonesia. "Setiap tahun akan ditambah 500 petani binaan, tahun ini sudah melebihi target dari 1.000 binaan," ujarnya.

https://bisnis.tempo.co/read/1024870/pangkas-rantai-distribusi-toko-tani-indonesia-masuki-e-commerce#JlDeZx3gg4Oh189e.99

Tidak ada komentar:

Posting Komentar