Senin, 26 Juni 2017 | 20:48 WIB
https://bisnis.tempo.co/read/news/2017/06/26/090887425/apindo-lebaran-2017-daya-beli-warga-melemah-penjualan-menurun
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia
(Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa hampir semua perusahaan ritel
mengeluhkan turunnya daya beli masyarakat pada Lebaran tahun ini. Penjualan
berbagai produk, kata dia, jauh menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Ukurannya memang pada saat hari raya Idul Fitri.
Hampir semua pengusaha mengeluh ada penurunan yang cukup signifikan dibanding
tahun lalu," kata Hariyadi di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan,
Senin, 26 Juni 2017.
Hariyadi mencontohkan, untuk produk batik, pengusaha
menyatakan bahwa penjualan mengalami penurunan hingga 20 persen dibandingkan
tahun lalu. "Mereka mengeluhkan, ini baru pertama kalinya drop
sekali," ujarnya.
Turunnya daya beli, menurut Hariyadi, terjadi karena
menyusutnya tenaga kerja formal. Menurut data Badan Pengelola Jaminan Sosial
(BPJS) Ketenagakerjaan, kata Hariyadi, surplus antara peserta yang masuk dan
yang keluar kecil, di bawah 20 ribu per April 2017.
"Kalau jumlah angkatan kerja baru adalah dua juta orang
lebih, berarti kecil sekali penyerapannya. Ini harus diperhatikan pemerintah.
Kalau terjadi penyusutan jumlah pekerja formal, otomatis daya beli terpengaruh
karena relatif yang punya daya beli besar adalah pekerja formal," ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution
berujar perkembangan ritel memang kemungkinan tidak setinggi beberapa waktu
terakhir. "Tapi transformasi di sektor ritel ini sangat cepat sehingga
pasti ada yang mulai melambat dan ada yang cepat."
Menurut Darmin, apabila ekspor pulih, terutama ekspor hasil
perkebunan, konsumsi masyarakat juga ikut pulih. "Memang 2011-2014 berat.
Dampaknya masih ada. Tapi di pihak lain ekspor mulai hidup," ujar mantan
Gubernur Bank Indonesia tersebut.