Selasa, 18 Maret 2014

Supermarket di Jepang Tak Lagi Tanyakan Umur Pelanggan yang Membeli Alkohol

Ilustrasi
Fitria Rahmadianti - detikFood

Sudah sewajarnya pelanggan diminta memperlihatkan kartu identitas saat membeli minuman beralkohol. Hal ini dilakukan untuk mencegah anak-anak di bawah umur mengonsumsi minuman keras. Namun, di Jepang, peraturan tersebut kini dihapus.

Di Jepang, batas usia yang diperbolehkan secara hukum untuk meminum alkohol dan merokok adalah 20 tahun. Namun, menurut situs Rocket News 24 (16/02/2014), minuman beralkohol bisa dengan mudah didapatkan.

Di kebanyakan toko di Jepang, saat kasir memindai belanjaan dan ada barang yang memerlukan konfirmasi umur pelanggan, sebuah pesan akan muncul di layar yang menghadap pembeli: "Apakah Anda berusia di atas 20 tahun?"

Sang kasirpun tak menanyakan lagi apakah si pembeli sudah cukup umur. Umumnya, mereka hanya menyuruh pelanggan menyentuh panel layar. Anehnya, hanya ada jawaban 'Ya' yang bisa diklik oleh pelanggan. Tidak ada tombol 'Tidak', serta tak perlu menunjukkan kartu identitas.

Kalau Anda tak terbiasa dengan sistem ini, sang kasir atau orang yang mengantre di belakang Anda akan membantu mengklik tombol 'Ya' tanpa bertanya lagi. Mungkin, mereka melakukannya agar proses pembayaran bisa lebih cepat. Konfirmasi umur inipun seperti sekadar formalitas.

Seakan sistem ini kurang mudah dan cepat, Maret mendatang Aeon Group akan menghentikan konfirmasi umur kepada para pembeli minuman beralkohol. Jadi, hanya orang-orang yang dicurigai kasir masih di bawah umur yang perlu menyatakan bahwa dirinya berusia di atas 20 tahun dengan menekan tombol di layar.

Aeon Group, salah satu peritel terbesar di Jepang yang membawahi supermarket Aeon dan minimarket Mini Stop, mengemukakan alasannya. Mereka sering menerima keluhan dari pelanggan dewasa dan tua karena diminta mengonfirmasi umur, padahal sudah jelas bahwa mereka di atas 20 tahun.

Beberapa pihak khawatir bahwa kebijakan baru ini akan mempertinggi konsumsi alkohol oleh anak di bawah umur. Namun, tampaknya dampaknya tak akan begitu besar. Sebab, mesin penjual (vending machine) bir tersedia di mana-mana.

Selain itu, kebanyakan anak di bawah umur di Jepang juga tak punya mobil, jadi kekhawatiran akan menyetir sambil mabuk tak setinggi di negara lain. Angka kehamilan remaja di Jepang juga rendah.
(odi/fit)

http://food.detik.com/read/2014/02/17/124412/2499464/294/supermarket-di-jepang-tak-lagi-tanyakan-umur-pelanggan-yang-membeli-alkohol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar