LONDON - China kini menyalip AS sebagai negara pasar penjualan eceran terbesar di dunia. Sejumlah negara dengan potensi perekonomian besar seperti Rusia, Brazil dan India juga menunjukkan kecenderungan serupa dan diprediksi bakal segera menyalip Eropa.
Berdasarkan kajian pasar retail oleh lembaga riset pasar IGD yang dikutip Daily Mail, belanja ritel harian di China saat ini meningkat sekitar 11 persen per tahun dan mencapai angka Rp8.849 triliun pada 2011. Sebaliknya angka konsumsi AS menurun sekitar 4 persen per tahun dan pada 2011 tercatat mencapai Rp8.339 triliun. Berdasarkan tingkat pertumbuhan rata-rata, pasar ritel China diprediksi bakal berkembang menjadi Rp13.384 triliun pada 2015, sementara AS hanya menjadi Rp9.841 triliun.
Riset yang dilakukan IGD mencakup kajian mengenai pola konsumsi belanja harian seperti di pasar swalayan, pasar tradisional, toko busana dan obat-obatan. Kajian ini tidak mencakup belanja barang mewah atau belanja bernilai besar seperti mobil atau rumah.
Jepang yang saat ini menjadi pasar ritel terbesar ketiga juga bakal segera disalip oleh Brazil, Rusia dan India, yang bersama China saat ini menjadi negara kekuatan ekonomi baru yang disebut BRIC.
Pemimpin eksekutif IGD, Joanne Denney-Finch menyatakan posisi China dikatrol oleh pertumbuhan pasar sayur mayur yang menurut dia fenomenal. “Antara 2006 dan 2015, pasar sayur mayur China diperkirakan meningkat tiga kali lipat. Peningkatan pesat ini dipicu oleh tiga faktor utama: pertumbuhan ekonomi yang tinggi, populasi dan meningkatnya inflasi makanan,” katanya.
Pada 2025 China diprediksi bakal memiliki lebih dari 200 kota yang jumlah penduduknya mencapai 1 juta jiwa atau lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar