Oleh Cipto - Rubrik Ekonomi Bisnis
05 September 2013 10:01:00 WIB
WE.CO.ID - Pengamat ekonomi Hendri Saparini memprediksi
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 sebesar enam persen, hampir sama dengan
pemerintah yang telah merevisi ke bawah asumsi pertumbuhan ekonomi dari 6,4
persen menjadi 5,9-6,1 persen.
"Pertumbuhan ekonomi 2014 tidak akan jauh dari pertumbuhan ekonomi 2013, sekitar enam persen," ujar Hendri saat rapat dengar pendapat umum dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI di Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Menurut Hendri, kondisi eksternal masih akan berpengaruh terhadap perekonomian di Tanah Air pada 2014 namun diperkirakan akan relatif lebih baik dibandingkan kondisi ekonomi 2013.
"Pada saat Amerika mengurangi stimulusnya akan berdampak bagi indonesia baik di sektor keuangan maupun non keuangan," kata Hendri.
Ia menambahkan, kondisi ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor Indonesia juga akan mengalami perbaikan sehingga terdapat peluang untuk meningkatkan kembali ekspor.
"Sayang China dan Jepang tidak akan ada peningkatan yang signifikan padahal ekspor kita lebih dari 50 persen ke sana," ujarnya.
Namun Hendri menuturkan, kendati nanti sejumlah negara tujuan ekspor Indonesia mengalami perbaikan namun umumnya permintaan yang dibutuhkan negara-negara tersebut yakni barang jadi, sementara Indonesia sebagian besar mengekspor bahan baku dan energi.
"Ekspor kita 60-70 persen itu energi dan bahan baku. Kalau mau mendorong ekspor apakah ada pasar baru. Berbeda dengan China yang 90 persen ekspornya barang jadi," kata Hendri. (Ant)
Redaksi
"Pertumbuhan ekonomi 2014 tidak akan jauh dari pertumbuhan ekonomi 2013, sekitar enam persen," ujar Hendri saat rapat dengar pendapat umum dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI di Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Menurut Hendri, kondisi eksternal masih akan berpengaruh terhadap perekonomian di Tanah Air pada 2014 namun diperkirakan akan relatif lebih baik dibandingkan kondisi ekonomi 2013.
"Pada saat Amerika mengurangi stimulusnya akan berdampak bagi indonesia baik di sektor keuangan maupun non keuangan," kata Hendri.
Ia menambahkan, kondisi ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor Indonesia juga akan mengalami perbaikan sehingga terdapat peluang untuk meningkatkan kembali ekspor.
"Sayang China dan Jepang tidak akan ada peningkatan yang signifikan padahal ekspor kita lebih dari 50 persen ke sana," ujarnya.
Namun Hendri menuturkan, kendati nanti sejumlah negara tujuan ekspor Indonesia mengalami perbaikan namun umumnya permintaan yang dibutuhkan negara-negara tersebut yakni barang jadi, sementara Indonesia sebagian besar mengekspor bahan baku dan energi.
"Ekspor kita 60-70 persen itu energi dan bahan baku. Kalau mau mendorong ekspor apakah ada pasar baru. Berbeda dengan China yang 90 persen ekspornya barang jadi," kata Hendri. (Ant)
Redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar