Jumat, 07 September 2012

Satu Ritel di tiap Kecamatan


Mulai April 2011 hanya Satu Ritel Modern di Tiap Kecamatan

Senin, 24 Januari 2011 23:41 WIB
Laporan Reporter Tribun Jogja, Adrozen Ahmad

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA
– Menjamurnya ritel modern hingga ke desa-desa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), membuat wakil rakyat di DPRD DIY merasa perlu membuat aturan pembatasan. Saat ini, Peraturan Daerah (Perda) untuk itu sedang digodog dewan, dan rencananya pada April 2011, sudah bias digedok.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Provinsi DIY yang juga Ketua F-PKS, Sumiyanto menegaskan,  pemerintah diminta membatasi ritel modern di tingkat kecamatan. “Bagaimana mungkin di satu ruas jalan ada tiga atau empat ritel modern. Itu kan meresahkan," ujar Ahmad Sumiyanto, Senin (24/1/2011).

Dengan demikian, lanjut Sumiyanto, keberadaan ritel moderen harus segera dibatasi. Karena ekspansi besar-besaran tersebut bisa mematikan perekonomian rakyat kecil. “Cukup satu saja di tiap kecamatan,” tambahnya.

Beberapa poin itu, lanjutnya, masuk dalam Raperda yang kini sedang digodog dewan. "Lebih cepat lebih baik. Kalau kelamaan, mereka sudah ekspansi duluan. Maret hingga April tahun ini, tuntas," kata Sumiyanto.

Selain memberikan ruang usaha, pemerintah juga diminta untuk meningkakan  profesionalitas, dan manajemennya para penguasaha kecil. “Program stimulasi modal untuk mereka juga perlu,” tambah  Sumiyanto. (*)http://jogja.tribunnews.com/m/index.php/2011/01/24/mulai-april-2011-hanya-satu-ritel-modern-di-tiap-kecamatan

Mini market Pengkap Bantul

Mini Market BUMD Bantul Mengkhawatirkan

Senin, 28 November 2011 23:03 WIB
Laporan Reporter Tribun Jogja, Bakti Buwono

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kinerja BUMD Aneka Dharma Bantul yang buruk, membuat risih Bupati Bantul Sri Surya Widati. Sejak dibentuk BUMD itu tidak menghasilkan Pendapatan Asli Daerah. Bahkan, beberapa usahanya, misalnya, bengkel tidak jalan, percetakan jalan seadanya, mini market sepi, hingga fotocopy tidak berjalan baik.

"Kemarin-kemarin sempat ada yang komentar masuk bengkel bagus, keluar jelek," katanya di kompleks kantor Bupati Bantul, Senin (28/11/2011).

Kinerja yang tidak memuaskan itu membuatnya mengkaji masa depan Aneka Dharma. Misalnya, jika mini market tidak menghasilkan apapun lebih baik ditutup dan pengkajian lainnya. 

Bahkan pihaknya juga menurunkan tiga pengawas di perusahaan yang dipegang saudara jauhnya, Farid Hilmi, itu hingga masa jabatannya habis pada akhir tahun ini.

"Mungkin Farid itu memang bukan basic bisnis, dengan kekurangannya itu memang belum bisa menghasilkan PAD," ujarnya. (*)
 
http://jogja.tribunnews.com/m/index.php/2011/11/28/mini-market-bumd-bantul-mengkhawatirkan