Selasa, 18 Maret 2014

2015, DIY Optimis Bebas Minyak Goreng Curah

Ilustrasi
Danar Widiyanto | Selasa, 11 Maret 2014 | 02:20 WIB |

YOGYA (KRjogja.com) - Peredaran atau penjualan minyak goreng curah di sejumlah pasar tradisonal atau warung-warung masih cukup tinggi setidaknya 50 persen hampir sama dengan peredaran minyak kemasan yang lebih hiegienis. Untuk itu, perlu kesadaran dari semua pihak baik produsen maupun konsumen agar DIY pada tahun 2015 mendatang bebas dari peredaran minyak goreng curah.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) DIY, Riyadi Ida Bagus Salyo Subali kepada KRjogja.com, Senin (10/3/2014) petang. Secara nasional, pemerintah telah menargetkan tahun mendatang Indonesia bebas dari minyak goreng curah dalam rangka melindungi konsumen.

"Upaya ini telah lama digulirkan baik di tingkat pusat maupun daerah untuk melindungi konsumen dalam kaitannya dengan keamanan, kesrhatan dan keselamatan. Salah satu yang nyata dilakukan pada saat digelarnya Operasi Pasar (OP) maupun pasar murah sudah tidak dijual minyak goreng curah tetapi sudah minyak goreng kemasan," tutur Riyadi.

Riyadi menyampaikan selama ini minyak goreng curah masih banyak ditemui di masyarakat, padahal harganya tidak terpaut jauh dengan minyak goreng kemasan. Dari sisi kualitas, minyak goreng curah sangat diragukan keamanannya mengingat proses dan distribusinya masih belum memenuhi standar kesehatan. Dilihat dari penggunanya, minyak goreng curah ini rata-rata digunakan warung-warung kecil, sedangkan restoran besar mayoritas menggunakan minyak kemasan karena terkait status halal.

"Pelaku kuliner pasti ingin mendapatkan sertifikat halal maka sudah sejak dulu mereka diarahkan menggunakan minyak goreng kemasan. Memang sulit membedakan makanan yang diolah menggunakan minyak goreng curah atau bukan, bahkan masyarakat kebanyakan tidak tahu tugas kita disinilah mengawal dan mengarahkan ke minyak goreng kemasan," ungkapnya. (*-24)

http://krjogja.com/read/207896/2015-diy-optimis-bebas-minyak-goreng-curah.kr

Tantangan Bisnis Supermarket di Pasar Negara Berkembang

Pertumbuhan ritel dunia 2017 di antaranya dari negara berkembang Asia.
Belanja di Supermarket


Siti Nuraisyah Dewi

Selasa, 18 Maret 2014 | 16:37 WIB


VIVAnews - Mengembangkan bisnis supermarket di negara-negara berkembang Asia tampaknya menjadi ide yang terbaik.

Dikutip dari Forbes, Kamis 13 Maret 2014, pasar negara berkembang memang menyenangkan pemilik bisnis supermarket, karena banyaknya jumlah penduduk, dan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang sehat.

Selain itu, meningkatnya kelas menengah dan penduduk yang banyak memilih bermigrasi ke kota-kota, mendukung distribusi dan perdagangan modern.

Bain & Company memperkirakan 30 persen pertumbuhan ritel dunia pada 2017 berasal dari negara-negara berkembang di Asia.

Namun, melihat pertumbuhan yang kuat dan prospek cerah untuk pasar negara-negara berkembang Asia, mengapa beberapa supermarket justru gulung tikar?

Meskipun secara makro, negara-negara emerging market menyilaukan, tetapi ada beberapa kendala yang membuatnya menjadi rumit.

Selain harus bersaing ketat dan lingkungan yang terfragmentasi, peritel juga dihadapkan dengan kondisi infrastruktur yang sangat berbeda-beda. Mereka juga harus bergulat dengan tantangan khusus seperti kurang berkembangnya infrastruktur di India, masalah lalu lintas perkotaan besar di China, serta regulasi dan proteksi di Indonesia. Perusahaan harus mampu melakukan penyesuaian.

Bagaimana untuk bisa menang? Forbes meneliti beberapa supermarket di Asia dan mengidentifikasi beberapa aturan yang mereka terapkan, agar bisa mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Berikut aturannya.

1. Membangun produksi dan fokus pada pengembangan lokal.

Tumbuh dalam satu klaster geografis yang sama memungkinkan perusahaan mempertahankan harga murah dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Contohnya, supermarket yang berbasis di Mumbai, D-Mart yang bisa tumbuh melampui pesaingnya dengan pertumbuhan bisnis 56 persen.

D-Mart lebih memfokuskan ekspansi di India Barat, sehingga membantu biaya transportasi untuk distribusi barang. Perusahaan lebih memilih untuk membangun toko di daerah yang padat penduduk, dibandingkan membayar sewa yang tinggi di pusat perbelanjaan.

Supermarket ini melakukan ekspansi dengan menggunakan tabungannya. Strategi lain, supermarket ini menerapkan harga 6 persen hingga 7 persen lebih rendah dari pesaing. Pangsa pasar lokal relatif lebih tinggi, sehingga D-Mart mampu membukukan pendapatan per toko jauh di atas pesaingnya.

2. Mempelajari pasar dengan utuh sebelum bersaing.

Tren yang saat ini sedang berkembang adalah pedagang di seluruh dunia akan berusaha mencari cara untuk membuat terobosan ke toko online.

Website e-commerce asal China, Yihaodian tumbuh 27 persen pada 2012. Kondisi ini menunjukkan potensi toko online semakin besar. Yihaodian menggunakan tim digitalnya untuk mempelajari apa yang disukai konsumen dan apa yang tidak. Misalnya, mereka menyediakan merchandise di media sosial.

3. Menyediakan makanan siap saji dan produk lokal.

Lihatlah Hero Supermarket yang ada di Indonesia. Mereka menyediakan makanan yang baru saja diolah, ini membedakannya dengan supermarket pesaing. Harga makanan tetap dipertahankan rendah. Supermarket ini juga mempertahankan pusat distribusi. Hero Supermarket juga bisa dibuat lebih kecil menyesuaikan dengan lokasi.

Pada 2011, margin usaha Hero meningkat 5 persen, dua kali lipat dibanding 2008. Selama 2007 hingga 2012, pendapatan Hero meningkat 34 persen.

4. Membentuk persepsi harga rendah melalui seringnya promosi dan harga barang yang terpampang di rak seolah-olah rendah.

Konsumen di negara-negara berkembang Asia cenderung sangat sensitif dengan harga. Untuk mendapatkan perbedaan harga dengan pesaing, supermarket biasanya akan menawar diskon yang diberikan produsen karena mereka membeli grosir. Selain itu, mereka menego produsen untuk menjual produk mereka lebih murah dari yang tertera di kemasan.

Misalnya, salah satu supermarket di Vietnam, Big C, anak usaha dari Groupe Casino asal Prancis. Supermarket ini dengan gigih akan melakukan negosiasi dengan produsen untuk memberikan diskon.

Selain itu, mereka menawarkan harga 5 hingga 10 persen kurang dari harga yang dicetak di kemasan kepada konsumen. Supermarket ini juga sering memberikan diskon promosi hingga 35 persen.

Saat ini, Big C mendominasi supermarket di Vietnam. Selama 2007 hingga 2011, pendapatan Big C tumbuh 44 persen.

5. Miliki ciri khas sendiri, berbeda dengan inovasi-inovasi segar.

Bukan rahasia lagi jika perusahaan ritel di negara-negara berkembang Asia kekurangan manajer yang mampu berinovasi dan membawa supermarket membukukan keuntungan yang besar.

Big C, supermarket di Vietnam, telah bermitra dengan 30 pelatihan dan lembaga pendidikan, baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, mendidik anak-anak muda untuk berkarier di bidang manajemen ritel supermarket, dan menawarkan beasiswa serta pekerjaan kepada siswa yang memenuhi syarat.

Pasar ritel di negara-negara berkembang Asia diperkirakan lebih besar dibandingkan Eropa Barat dan Amerika Utara pada 2017, dengan perusahaan lokal dan multinasional yang bersaing agresif.

Perusahaan multinasional yang berambisi untuk mendapatkan ceruk pasar lebih besar dengan rekam jejak mereka di negara yang berbeda, belum tentu berhasil. Perusahaan domestik yang lebih menguasai karakteristik pasar lebih berpeluang untuk menang.

Tetapi, perusahaan multinasional juga bisa memenangkan persaingan dengan mengikuti aturan ini. Forbes telah melakukan penelitian dan mengidentifikasi aturan tersebut.

1. Pangsa pasar lokal akan memberikan penjualan lebih tinggi dengan biaya yang lebih rendah.

2. Daerah perdagangan dengan basis pendapatan besar dan persaingan yang rendah akan memberikan kontribusi penjualan tinggi.

3. Hanya konsep menghemat dan menekan biaya yang akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

4. Strategi omnichannel di awal akan memperkuat daya saing.

5. Tawaran produk lokal dan makanan segar akan meningkatkan belanja konsumen.

6. Membangun persepsi harga rendah dengan sering berpromosi atau memasang harga seolah-olah murah.

7. Lokasi supermarket di tempat strategis.

8. Kemampuan mencari tempat strategis dengan harga yang wajar.

9. Menempatkan manajer toko dan pembeli untuk meningkatkan penjualan.

Sebagai tambahan, Forbes juga mengidentifikasi tiga pertimbangan keberhasilan bisnis supermarket di negara berkembang Asia, yakni:

1. Memilih format tempat supermarket berdasarkan konsentrasi populasi suatu negara, infrastruktur transportasi, dan peraturan terkait ritel.

2. Tumbuh pada kecepatan yang ditentukan oleh penetrasi pasar modern, kematangan pasar, dan tingkat kejenuhan.

3. Ekspansi usaha yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat urbanisasi penduduk, potensi yang ada, pengembangan jaringan ritel, dan peraturan yang ada.


http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/488391-tantangan-bisnis-supermarket-di-pasar-negara-berkembang

Supermarket Inggris Hentikan Penjualan Kopi Luwak Indonesia

Mereka protes akan perlakuan petani kopi terhadap luwak.

Lesthia Kertopati
Selasa, 21 Januari 2014, 14:06 WIB

Supermarket Inggris, Selfridges dan Harrods, telah berhenti menjual kopi luwak Indonesia. (qraved.com)


VIVAlife - Kopi luwak, yang disebut-sebut sebagai kopi termahal di dunia, dengan harga bisa mencapai 60 poundsterling atau setara Rp1,2 juta secangkir, kini tidak lagi bisa didapatkan dengan mudah di supermarket Inggris.

Salah satu jaringan supermarket premium Inggris, Selfridges, mengumumkan akan menghentikan penjualan kopi luwak Indonesia. Hal tersebut berkenaan dengan informasi yang mereka dapatkan akan buruknya perlakukan petani kopi terhadap binatang luwak.

Keistimewaan kopi luwak terletak pada biji kopi yang melewati "proses" istimewa, yakni fermentasi dalam sistem pencernaan luwak. Hasilnya, kopi terasa lebih nikmat, punya kadar asam yang rendah, serta aroma wangi pandan khas luwak.

Selain itu, kopi luwak juga dipercaya punya banyak manfaat kesehatan, seperti tubuh yang lebih segar, menurunkan risiko kanker, mencegah penyakit alzheimer dan diabetes, juga melindungi gigi dan aman bagi penderita maag karena kadar kafein yang lebih rendah dibanding kopi lain.

Awalnya, petani hanya mengumpulkan biji kopi yang dikonsumsi luwak liar. Hewan sejenis musang itupun dibiarkan bebas berkeliaran di kebun kopi. Namun seiring dengan meningkatnya permintaan dunia akan kopi istimewa tersebut, petani kopi mulai menangkar luwak liar. Mereka diletakkan dalam kandang dan hanya diberi makan kopi untuk menggenjot produksi.

Sayangnya, penangkaran justru kerap membuat luwak stres dan akhirnya, hewan tersebut sakit atau bahkan mati. Organisasi pecinta hewan Inggris, World Society for the Protection of Animals (WSPA), menemukan beberapa penangkaran luwak oleh para petani kopi tidak memenuhi persyaratan.

Dalam video yang diunggah di situs resmi WSPA tersebut terlihat seekor luwak yang bertingkah laku abnormal. Terus berputar-putar dalam kandang yang menunjukkan bahwa hewan tersebut stres karena terus berada di ruang sempit. Selain itu, ada juga kelompok petani yang menempatkan luwak dalam kandang selama bertahun-tahun, sehingga hewan tersebut kehilangan kemampuan alaminya untuk bertahan hidup di alam.

Adanya video tersebut membuat Selfridges memutuskan untuk tidak lagi menjual kopi luwak Indonesia. Sebelumnya, jaringan supermarket dan department store Harrods juga mengumumkan tidak lagi menjual kopi luwak Indonesia yang datang dari penangkaran.

WSPA sendiri merilis kampanye mengenai sertifikasi mengenai kopi luwak yang hanya diproduksi dari luwak liar. "Peritel di seluruh dunia sudah berkomitmen untuk menjual kopi luwak yang diproduksi dari luwak liar, dan bukan dari penangkaran. Kami memandang pentingnya kesejahteraan hewan luwak yang menjadi rantai utama dari produksi kopi luwak," kata Dr Neil D'Cruze, Kepala Riset Wildlife WSPA.

"Dengan adanya sertifikasi, konsumen bisa tenang mengetahui bahwa kopi luwak mereka minum, selain ramah lingkungan juga ramah terhadap hewan," ujarnya.

Pendapat D'Cruze disetujui Daniella Vega, Kepala CSR Selfridges. "Kami memandang diri sebagai peritel yang memberi yang terbaik bagi konsumen, dalam hal kualitas serta moral produk yang kami jual," ujar Vega, dilansir Daily Mail.

"Atas alasan itu, kami menghentikan penjualan kopi luwak Indonesia hingga kami menemukan produsen yang bisa memenuhi kriteria kami," katanya.  (eh)

http://indonesia-retail-akademi.blogspot.com/

Ahok Akan Bangun Pasar Tradisional Menyatu dengan Rusun

Ayunda Safitri - detikNews
Senin, 17/03/2014 15:41 WIB


Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku sudah lama memiliki konsep kawasan rumah susun (rusun) dilengkapi dengan pasar tradisional. Alasannya, menurut sebuah survei orang Indonesia masih banyak yang lebih menyukai belanja di pasar tradisional ketimbang pasar modern.


"Kita juga mau bangun pasar rakyat dan rusun. Penggabungan di atas perumahan dan kantor. Jadi rusun di atasnya, pasar di bawahnya. Di atasnya langsung ada pangsa pasar. Kayak superblok di Central Park dan Mangga Dua di bawahnya PKL," kata Ahok di Balai Kota DKI, Senin (17/3/2014).

Menurut politisi Gerindra ini pasar tradisional sudah menjadi ciri khas Asia yang sulit dipisahkan. "Jujur saja kita masih sempat ke pasar tradisional. Kalau ada pasar rakyat, orang bakal ke sana," ujar bekas Bupati Belitung Timur ini.

Meski jumlah pasar modern menjamur di mana-mana, seperti mini market, Ahok meragukan banyaknya masyarakat yang berbelanja ke tempat itu. "Berapa kali orang masuk ke supermarket? Hasil survei nunjukin cuma 2 kali sebulan, kalau pasar tradisional bisa sampai 28 kali," jelas dia.

Namun, dia mengakui tidak mudah membangun konsep pasar seperti itu. "Bangun pasar itu nggak bisa cepat, nggak bisa sekejap. Kita baru 1,5 tahun. Orang Jakarta nggak sabaran. Yang penting kita sudah di-track yang benar," ujar Ahok menekankan.


http://news.detik.com/read/2014/03/17/154135/2528171/10/ahok-akan-bangun-pasar-tradisional-menyatu-dengan-rusun

Suatu Saat, Beli Obligasi Pun Bisa di Swalayan

Minggu, 9 Maret 2014 | 20:34 WIB

TANJUNG PANDAN, KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia nantinya akan bisa membeli obligasi ritel diberbagai tempat yang mudah diakses, seperti kantor pos, swalayan ataupun minimarket-minimarket yang banyak tersebar di seluruh Nusantara. Wakil Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Rachmat Waluyanto mengatakan, hal ini merupakan salah satu bentuk financial inclusion dan juga upaya untuk mengembangkan basis investor domestik. 

Ke depan OJK akan mendorong hal itu. Ide-ide semacam itu ada dalam agenda ojk, itu juga bisa termasuk financial inclusion dan dikemas  dengan upaya pengembangan basis investor domestik," ucapnya Sabtu (8/3/2014) malam, di Tanjung Pandan, Belitung.

Ia bercerita, bahwa di beberapa negara yang dikunjunginya, masyrakat bisa membeli obligasi di swalayan, sebagaimana membeli barang-barang keperluan sehari-hari.

"Seperti Afrika Selatan,  di sana orang beli obligasi di supermarket. Jadi ibu-ibu sambil membayar barang-barang yang dia beli, dia bertanya, 'eh sekarang berapa ya harga  obligasi, saya beli deh, berapa dollar'. Istilahnya seperti membeli kacang atau permen," katanya.

Untuk mewujudkan hal itu, menurutnya, sangat penting untuk membangun infrastruktur yang bisa menunjang transparansi harga sehingga membuat masyarakat yakin untuk membeli obligasi ritel.



"Jadi kita harus bagun infrastruktur juga supaya at any time kita bisa tahu harganya. itu akan meningkatkan confidence calon inevator," tambahnya.

Selain itu, diakuinya, masalah likuiditas obligasi memang menjadi perhatian investor ritel. "Harusnya memang harus likuid. Tapi begini, yang  namanya investasi tentu ada jaraknya, diatas satu tahun lah, jadi tidak bisa cash anytime. Tapi tetap harus diperhatikan aspek likuiditas, karena ini ritel," katanya.

Hal itu, lanjutnya, bisa dilakukan melalui ketersediaan infrastruktur untuk transparansi harga. "Kalau masyarakat itu yakin, kalau saya beli harga sekian, nanti kalau jual dengan harga sekian. Jadi any time dia bisa memutuskan," ucapnya.

Selain itu, salah satu penunjang likuiditas juga adalah dengan adanya penggerak pasar. "Kita harus punya market makers, bukan standby buyers. Jadi kalau ada lembaga keuangan yang bisa melakukan quatasi dua arah, berapa kalau dia mau jual, berapa kalau dia beli, at any time, itu akan menciptakan likuiditas," kata mantan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan ini.

Namun saat ditanya kapan masyarakat Indonesia bisa mulai membeli obligasi di tempat-tempat tersebut, ia mengaku belum bisa memastikannya. "tunggu saja deh," katanya.

Editor     : Erlangga Djumena
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/03/09/2034486/Suatu.Saat.Beli.Obligasi.Pun.Bisa.di.Swalayan

Supermarket di Jepang Tak Lagi Tanyakan Umur Pelanggan yang Membeli Alkohol

Ilustrasi
Fitria Rahmadianti - detikFood

Sudah sewajarnya pelanggan diminta memperlihatkan kartu identitas saat membeli minuman beralkohol. Hal ini dilakukan untuk mencegah anak-anak di bawah umur mengonsumsi minuman keras. Namun, di Jepang, peraturan tersebut kini dihapus.

Di Jepang, batas usia yang diperbolehkan secara hukum untuk meminum alkohol dan merokok adalah 20 tahun. Namun, menurut situs Rocket News 24 (16/02/2014), minuman beralkohol bisa dengan mudah didapatkan.

Di kebanyakan toko di Jepang, saat kasir memindai belanjaan dan ada barang yang memerlukan konfirmasi umur pelanggan, sebuah pesan akan muncul di layar yang menghadap pembeli: "Apakah Anda berusia di atas 20 tahun?"

Sang kasirpun tak menanyakan lagi apakah si pembeli sudah cukup umur. Umumnya, mereka hanya menyuruh pelanggan menyentuh panel layar. Anehnya, hanya ada jawaban 'Ya' yang bisa diklik oleh pelanggan. Tidak ada tombol 'Tidak', serta tak perlu menunjukkan kartu identitas.

Kalau Anda tak terbiasa dengan sistem ini, sang kasir atau orang yang mengantre di belakang Anda akan membantu mengklik tombol 'Ya' tanpa bertanya lagi. Mungkin, mereka melakukannya agar proses pembayaran bisa lebih cepat. Konfirmasi umur inipun seperti sekadar formalitas.

Seakan sistem ini kurang mudah dan cepat, Maret mendatang Aeon Group akan menghentikan konfirmasi umur kepada para pembeli minuman beralkohol. Jadi, hanya orang-orang yang dicurigai kasir masih di bawah umur yang perlu menyatakan bahwa dirinya berusia di atas 20 tahun dengan menekan tombol di layar.

Aeon Group, salah satu peritel terbesar di Jepang yang membawahi supermarket Aeon dan minimarket Mini Stop, mengemukakan alasannya. Mereka sering menerima keluhan dari pelanggan dewasa dan tua karena diminta mengonfirmasi umur, padahal sudah jelas bahwa mereka di atas 20 tahun.

Beberapa pihak khawatir bahwa kebijakan baru ini akan mempertinggi konsumsi alkohol oleh anak di bawah umur. Namun, tampaknya dampaknya tak akan begitu besar. Sebab, mesin penjual (vending machine) bir tersedia di mana-mana.

Selain itu, kebanyakan anak di bawah umur di Jepang juga tak punya mobil, jadi kekhawatiran akan menyetir sambil mabuk tak setinggi di negara lain. Angka kehamilan remaja di Jepang juga rendah.
(odi/fit)

http://food.detik.com/read/2014/02/17/124412/2499464/294/supermarket-di-jepang-tak-lagi-tanyakan-umur-pelanggan-yang-membeli-alkohol

Gara-gara Mesin Transaksi Otomatis Bermasalah, Pria AS Kehilangan Gigi

Ilustrasi
Kamis, 6 Maret 2014 | 08:33 WIB
http://internasional.kompas.com/read/2014/03/06/0833513/Gara-gara.Mesin.Transaksi.Otomatis.Bermasalah.Pria.AS.Kehilangan.Gigi

WICHITA, KOMPAS.COM — Akibat frustrasi dengan mesin transaksi otomatis di pintu keluar gerai supermarket Walmart di Wichita, Kansas, AS, seorang pria berusia 36 tahun malah kehilangan giginya.

Menurut surat kabar Wichita Eagle, mengutip Kapten Doug Nolte dari kepolisian, seorang konsumen yang mengalami kesulitan menyelesaikan transaksi di mesin otomatis mulai memaki-maki mesin tersebut. Ulah pria itu membuat antrean pembeli bertambah panjang.

Seorang konsumen keturunan Spanyol kemudian menegurnya yang berujung adu mulut dan berlanjut hingga di luar toko. Pria pertama, yang berkulit putih, bertambah marah dan mulai melontarkan makian rasial. ”Makian itu memanaskan suasana,” kata Nolte.

Seorang pria kulit hitam akhirnya turun tangan dan melayangkan tinjunya hingga gigi pria kulit putih itu tanggal. Saat polisi tiba di lokasi, pria Hispanik dan pria kulit hitam telah pergi, tinggallah si pembuat onar yang kehilangan gigi...


Editor : Egidius Patnistik
Sumber: KOMPAS CETAK

Chanel Tampilkan Tren Mengenakan Busana Mahal ke Supermarket

Jumat, 7 Maret 2014 | 17:39 WIB
gelar busana di supermarket prancis


KOMPAS.com – Untuk kesekian kalinya, Karl Lagerfeld membuktikan kemahirannya dalam menghadirkan gebrakan di blantika mode dunia. Jika para perancang busana lainnya memilih pentas peraga di dalam dengan konsep minimalis atau futuristik, namun Karl memilih “menyulap” panggung menjadi  supermarket untuk memamerkan koleksi busana siap pakai terbaru dari Chanel.

Dekorasi dan interior ditata begitu rinci, lengkap dengan barisan etalase berisi tumpukan botol selai, ragam makanan kaleng, kaviar, hingga buah lemon. Uniknya, semua makanan ini berlabelkan sesuai dengan rumah mode tempat Karl berkarya sebagai Creative Director, Chanel.  Agar nuansa supermarket kental terasa, tak tanggung-tanggung mereka menciptakan “500 produk  baru”, mulai dari permen hingga deterjen.

Sejumlah model ternama dilibatkan untuk pergeleran Chanel yang unik ini, seperti Cara Delevingne, Sam Rollinson, hingga Kendal Jenner. Mereka melenggang mengenakan busana lansiran teranyar Chanel, sembari seolah-olah tengah berbelanja kebutuhan bulanan. Masing-masing mendorong troli dan keranjang belanja yang diisi berbagai makanan ala Chanel, seperti haute ketchup dan eau de Chanel.

Aksi-aksi teatrikal yang telah berjalan sukses ini, memang merupakan ciri khas perancang yang identik dengan rambut perak yang selalu dikuncir kuda tersebut. Sebelummya, ia mendobrak tatanan adibusana dengan memadukan gaun dan sneakers. Saat itu, Karl menghadirkan gunung es hingga kerajaan bawah laut sebagai dekorasi panggung.

Untuk koleksi busana siap pakainya ini, Karl banyak menghadirkan ragam mantel panjang dan jaket tebal bermaterial tweet, serta sejumlah aksesoris dengan gaya rancang yang memadukan klasik dan modern. Kemudian, salah satu koleksi yang mencuri perhatian adalan sepatu rajutan cantik nan feminin.

Di akhir peragaan, "supermarket catwalk" ini ditutup dengan pengumuman menggemberikan untuk semua undangan yang hadir, yakni para penonton dapat membawa pulang seluruh produk supermarket Chanel dengan cuma-cuma alias gratis.


http://female.kompas.com/read/2014/03/07/1739487/Chanel.Tampilkan.Tren.Mengenakan.Busana.Mahal.ke.Supermarket


Penulis :  Christina Andhika Setyanti
Editor :    Syafrina Syaaf
Sumber :  metro.co.uk

1 Tahun Alfaonline 'Smart and Easy Shopping' Layanan Belanja Online Alfamart hadir di Semarang


Jakarta - Melihat perkembangan e-commerce di Indonesia yang sangat pesat mendorong PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (SAT), pengelola jaringan ritel Alfamart mengembangkan Alfaonline yang merupakan bentuk pelayanan online bagi masyarakat.

Bertepatan dengan hari ulang tahun Alfaonline yang pertama, Perusahaan kembali meluncurkan layanan belanja onlinebagi masayarakat Semarang di Rumah Albi Siwalan, Semarang, Selasa (18/02), yang dihadiri oleh IT Development General Manager SAT, Agus Prianto.

Agus menjelaskan layanan online kami dengan laman website www.alfaonline.com merupakan inovasi yang dikembangkan Alfamart sebagai layanan bagi para pelanggan yang tidak memiliki waktu luang untuk berbelanja. "Perubahan pola hidup masyarakat mendorong kami untuk terus mengembangkan layanan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kini pelanggan tidak perlu mengantri atau bertemu dengan kemacetan untuk memperoleh barang yang dibutuhkan" papar Agus.

Guna memudahkan pelanggan, kamilengkapi dengan layanan antar belanja atau mengambil belanjaan di Toko yang telah dipilih. Waktu pengiriman/pengantaran barang ke rumah terbagi dalam 4 termin yakni antara pukul 08.00-12.00, 12.00-16.00, 16.00-19.00 dan 19.00-22.00. Sementara bagi pelanggan yang memilih untuk mengambil barang belanjaannya di toko Alfamart, ada 7 pilihan waktu yang dapat dipilih yakni antara pukul 08.00-10.00, 10.00-12.00, 12.00-14.00, 14.00-16.00, 16.00 -18.00, 18.00-20.00 dan 20.00-22.00.

Selain memberikan kemudahan berbelanja di "minimarket" via online", Alfaonline juga menawarkan kemudahan dalam pembayaran. Pelanggan Alfaonline dapat memilih alat pembayaran sesuai dengan yang dimilikinya seperti Mandiri Clickpay, BCA Klikpay, Telkomsel T-Cash, XL Tunai dan Doku Wallet.

"Dengan cara pembayaran seperti ini membuat pelanggan lebih mudah dan aman melakukan pembelanjaan, karena memiliki banyak alternative pembayaran"・jelas Agus.

Agus menambahakan hingga Februari 2014 terdapat 751 toko yang telah melayani secara online.

Kami baru mengcover 751 toko yang memiliki coverage area di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya dan di Yogyakarta. Ke depan tentu kami akan menambah jumlah toko agar coverage areanya bisa lebih luas. Didukung dengan tampilan website yang user friendly dan beragam promo yang menarik, kami optimis akan memperoleh sambutan positif dari online shopper” pungkas Agus.

Selain memberikan kemudahan, kami berikan berbagai promosi menarik, diantaranya adalah Promo Rp. 1 atau 3 S ( Semua Serba Satu Rupiah) dan Kupon Harga Spesial untuk produk tertentu. Tujuannya supaya para pelanggan dapat menikmati kemudahan sekaligus pengalaman belanja online yang berbeda.

(adv/adv)

http://news.detik.com/read/2014/02/24/000000/2505298/727/layanan-belanja-online-alfamart-hadir-di-semarang